Tanpa Gaji, IRT Asal Batu Bara Belasan Tahun Jaga Perlintasan Kereta Api

JABARNEWS | BATU BARA – Seorang ibu rumah tangga (IRT), Irmayani (37) asal Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara sudah belasan tahun menjaga perlintasan kereta api di Kelurahan Lima Puluh, Kecamatan Lima Puluh.

Ibu tiga anak ini mulai menjaga perlintasan kereta api sejak pagi sampai menjelang malam. Dia bekerja sudah belasan tahun secara suka rela tanpa mendapat gaji dari PT Kereta Api dan Pemkab Batu Bara.

“Sudah belasan tahun menjadi penjaga perlintasan kereta api,” katanya, Kamis (9/9/2021).

Baca Juga:  Disini Wadahnya Komunitas Se-Bandung Raya

Dijelaskan ini 3 orang anak ini, dia rela menjaga perlintasan kereta api untuk menyelamatkan para pengguna jalan yang melintas karena palang perlintasan yang dibangun PT Kereta Api tidak berfungsi.

“Bantu masyarakat yang lewat, karena palang yang ada tidak berfungsi,” ucapnya.

Kata dia, sudah belasan tahun menjaga perlintasan kereta api, dia tidak pernah mendapat gaji dari Pemkab Batu Bara maupun PT Kereta Api. Hanya memberikan para pengguna jalan diharapkannya untuk membantu prekonomian rumah tangga.

Baca Juga:  Ketua AKAR Tergeletak Di Depan Balai Kota Bandung, Diduga Percobaan Bunuh Diri

“Kalau gaji, gak ada yang ngasi, hanya orang lewat merasa kasihan memberi ala kadarnya, kadang dari Polres Batu Bara dan orang kantor datang memberi sembako,” ungkap Irma.

Menurutnya, rela menjaga perlintasan kereta api disebabkan suaminya bekerja serabutan dan mereka telah dikaruniai 3 orang anak. Selain itu membantu agar tidak ada pengguna jalan yang tertabrak kereta api.

“Kalau tidak dijaga takut ada ditabrak kereta api, karena palang tidak berfungsi sehingga dapat membahayakan para pengguna jalan yang melintas,” papar dia.

Baca Juga:  Tabrakan Maut Mobil Pick Up Vs Sepeda Motor, 1 Orang Mahasiswa Tewas

Masih kata Irma, sebelum pandemi Covid-19, dia bisa membawa pulang uang berkisar antara 50 sampai Rp 100 ribu.sejak pandemi, kadang hanya 20 sampai Rp 40 ribu. Namun dia tetap iklas menjaga perlintasan kereta api.

“Kalau di hitung-hitung gak cukup, tapi pahalanya besar membantu menyelamatkan nyawa orang,” bilangnya. (Ptr)