TTIC Sabilulungan Jadi Wadah Kesejahteraan Petani

JABARNEWS | KAB. BANDUNG – Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung berinisiatif menyediakan kebutuhan berbagai jenis pangan untuk konsumsi sehari-hari. Hal itu sebagai upaya membantu warga miskin di wilayah tersebut.

Untuk pengadaan pangan tersebut, pihaknya mendapat dukungan dan subsidi dari Pemkab Bandung. Sehingga, pangan yang dijual petani kepada kepada kelompok tani tersebut bisa dipasarkan kembali kepada masyarakat umum maupun warga miskin dengan harga yang sangat terjangkau.

Untuk memfasilitasi hal tersebut, gabungan kelompok tani membuat sebuah fasilitas yang dinamai Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Sabilulungan. Toko tersebut terletak di Kampung Cimareme, Desa Cibodas, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Selasa (30/10/2018). Itu merupakan program pengembangan usaha pangan masyarakat.

TTIC Sabilulungan itu langsung diresmikan Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Pemkab Bandung H Marlan. Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Ir H Dadang Hermawan, Camat Kutawaringin Drs H Cep Azis, M.Si., dan perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jabar.

Baca Juga:  Dinas Kelautan Larang Ikan Jenis Ini Hidup Di Pangandaran

H Marlan mengatakan, launching TTIC Sabilulungan ini merupakan yang pertama di Kabupaten Bandung. “Pangan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi pemerintah karena sebagai kebutuhan dasar,” kata Marlan.

Makanya, imbuh Marlan, harga dan kualitasnya harus diperhatikan. Hal itu sangat penting karena bagian dari edukasi kepada masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan bergizi.

“Banyak masyarakat yang kurang sehat karena mengkonsumsi pangan yang kurang sehat. Kita berupaya menyediakan pangan yang betul-betul aman, di antaranya pangan organik,” katanya.

Marlan berharap, dengan memperhatikan kebutuhan konsumsi pangan yang sehat, generasi penerus bisa tumbuh dengan sehat dan cerdas. Di Kabupaten Bandung itu, masih ada pertumbuhan warganya kategori stunting di 10 desa.

Baca Juga:  Kerap Bikin Resah, Ratusan Knalpot Bising Dimusnahkan Polres Bogor

Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Dadang Hermawan mengatakan, pangan merupakan kebutuhan manusia yang mendesak.

“Tanpa pangan tak bisa membayangkan bagaimana kejadiannya. Ketersediaan pangan yang cukup merupakan keharusan yang tak bisa ditawar lagi. Ini merupakan kewajiban pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Masyarakat bisa menjadi produsen dan konsumen pangan. Sementara pengusaha berperan dalam pemasaran,” tutur Dadang.

Dadang menuturkan, kelangkaan pangan masih dihadapi setiap tahunnya. Hal itu akibat pengaruh cuaca dan iklim. Ia mengatakan, rangkaian pemasaran pangan yang terlalu panjang dapat melonjakkan harga pangan di pasaran. “Kenaikan harga pangan itu bisa menjadi keluhan bagi masyarakat,” katanya.

Untuk itu, Dadang berharap, dengan adanya TTIC ini kebutuhan pangan bisa diakses masyarakat dengan harga murah. “TTIC ini diharapkan bisa bekerjasama dengan Bumdes dan bisa memberikan pengaruh yang besar untuk masyarakat. Di antaranya bisa menyalurkan BPNT,” katanya.

Baca Juga:  Grace: Prihatin Lihat Generasi Muda Jarang Bersikap Santun

Camat Kutawaringin H. Cep Azis mengatakan, pembentukan TTIC ini merupakan inisiatif kelompok tani, selain mendapat dukungan dari pemerintah.

“TTIC ini untuk menghimpun kebutuhan pangan di Kecamatan Kutawaringin, bahkan bisa disalurkan ke kecamatan lainnya. TTIC ini untuk menampung hasil produksi pangan yang dihasilkan para petani,” katanya.

Cep Azis mengatakan, pangan yang dipasarkan melalui TTIC ini bisa bersaing dengan pemasaran pangan serupa di tempat lain. “Beli pangannya dari petani dengan harga tinggi, sedangkan dipasarkannya lebih murah atau sesuai standar. Pasalnya, dalam pemasaran pangan di TTIC ini ada subsidi dari pemerintah,” katanya. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat