Dinas Pangan Jabar Distribusikan 500 Unit Pompa Air

JABAR NEWS | BANDUNG – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat telah mendistribusikan sebanyak 500 unit pompa air kepada para petani padi sebagai antisipasi dalam menghadapi musim kemarau saat ini.

“Pompa air sudah disebar ke Kabupaten/Kota. Mudah-mudahan bisa digunakan oleh kelompok tani untuk mengairi sawah-sawah mereka setiap tahun terutama saat musim kemarau,” ujar Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/08/2017).

Selain bantuan pompa air, pihaknya juga melakukan program perbaikan sistem irigasi persawahan di desa-desa. Seperti pembuatan damparit, embung-embung untuk mengairi sawah saat memasuki musim hujan.

Baca Juga:  Pemkab Indramayu Mulai Gencar Buru Aset Daerah Hingga ke Pelosok

“Tidak hanya itu, kita juga melakukan penyuluhan kepada para petani untuk memperhatikan varietas yang ditanam diakhir musim penghujan. Agar pada saat padinya membesar menjelang panen di musim kemarau padi masih bisa bertahan. 

Hendi menjelaskan musim kemarau kali ini merupakan pergantian musim yang normal sebagai siklus iklim. Karena bulan Juli hingga September memang seharusnya merupakan puncak kemarau. Berbeda dengan tahun 2016 lalu, dimana hujan dirasakan sepanjang tahun sehingga disebut sebagai anomali iklim. 

Baca Juga:  Polresta Bogor Tanggap Tangani Bencana Puting Beliung

“Tahun lalu itu karena hujannya sepanjang tahun itu anomali iklim. Kalau kemarau sekarang sebetulnya merupakan siklus iklim. Anomali iklim itu kalau kemarau atau hujan yang berkepanjangan,” jelasnya. 

Meski merupakan siklus iklim biasa namun dampak kemarau tahun ini tetap dirasakan oleh 12 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Seperti Kabupaten Bandung, Majalengka, Indramayu, Purwakarta, Cirebon, Bogor, Sukabumi Tasikmalaya, Bekasi  Bandung Barat, Garut dan Kota Cirebon dengan luas 1.242 Hektar.

Baca Juga:  Pabrik Tahu Ludes di Karangasih

Hingga bulan Juli tercatat 1.242 hektar. Kategori ringan itu ada 843 hektar, kategori sedang 186 hektar, kemudian kategori berat 201 hektar serta puso 12 hektar.

“Jika dibandingkan areal tanam kita sampai akhir Juli ini, kita sudah tanam sejak Januari kemarin seluas 1,7 juta hektar. Jadi yang kena dampak kekeringan masih relatif kecil mudah-mudahan tidak bertambah lagi,” tutupnya. (Nur)

Jabar News | Berita Jawa Barat