Pemerintahan

Korban Human Trafficking Per Kepala Dijual Rp400 Juta, Begini Langkah Dedi Mulyadi

×

Korban Human Trafficking Per Kepala Dijual Rp400 Juta, Begini Langkah Dedi Mulyadi

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kelompok mafia asal negeri Tiongkok diduga turut andil dalam kasus human trafficking yang menimpa warga Purwakarta. Menurut Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, warga Purwakarta yang turut menjadi korban dihargai Rp400 Juta per orang.

Hal ini disampaikan Dedi di kediamannya. Tepatnya, di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Kamis (2/8/2018).

“Menurut hukum di Tiongkok, status korban kini sebagai istri sah pembeli. Ini proses menjadi sulit,” katanya.

Ketua Golkar Jabar Dedi Mulyadi

Baca Juga:  Ada Buaya Berkeliaran Di Kanal Cikarang-Bekasi-Laut, Warga Deg-degan

 

Karena proses yang melibatkan hukum positif di Cina itu, Dedi akan menggunakan jasa pengacara. Pengacara tersebut akan menjalin koordinasi dengan lembaga hukum di sana dan KBRI.

“Kita membutuhkan pengacara tentunya untuk mengatasi kegamangan proses hukum ini,” singkatnya.

Menurut Dedi, korban yang seluruhnya berjumlah 12 orang mulanya hanya dijanjikan kawin kontrak. Faktanya, saat sudah menikah, mereka justru mengalami kekerasan seks, fisik dan psikologi.

“Biasalah ada iming-iming. Mulai dari mobil, apartemen sampai uang puluhan juta. Janji itu tidak pernah terbukti, malah yang terjadi adalah kekerasan terhadap mereka,” katanya.

Baca Juga:  Sowan ke Jaksa Agung, Listyo Sigit Ngaku Hanya Koordinasi Masalah Pekerjaan

Pihak KBRI Tiongkok sebenarnya bukan tanpa ikhtiar. Mereka sudah menjalin koordinasi dengan kepolisian setempat untuk proses pemulangan. Akan tetapi, prosesnya mengalami kebuntuan karena korban kini berstatus sebagai istri sah pembeli.

“Kesimpulan kepolisian setempat itu tidak ada hukum yang dilanggar, ini yang repot. Sementara, seluruh korban meminta kepada pihak keluarga di Indonesia agar segera dipulangkan,” ucapnya.

Kampanye Berbasis Kultur

Kasus ‘human trafficking’ ini menurut Dedi sebenarnya bisa dihindari. Caranya, penguatan pendidikan berkarakter di berbagai sektor terutama pendidikan skill bagi kaum perempuan.

Baca Juga:  Kisruh Keraton Kasepuhan Berujung Bentrok Antar Dua Pendukung Sultan

Sehingga, marwah kaum perempuan terjaga dan mampu menjaga hak-haknya dalam berumah tangga.

“Saya sering katakan dimana-mana, pendidikan karakter itu penting. Wa bil khusus untuk kaum perempuan. Kalau mereka memiliki skill yang baik, tentu tidak akan tergoda kawin kontrak. Mereka belajar berproses dari awal, tidak mengandalkan impian instan,” tuturnya. [jar]

Jabar News | Berita Jawa Barat

Tinggalkan Balasan