JABARNEWS | MAJALENGKA – Peringati hari tari sedunia 2018, Sanggar Sekarlaras bersama Dewan Kesenian dan Kebudayaan Majalengka (Dekkma) mengajak warga menari bersama, sekaligus mengajak mencintai dan menyayangi seni tari.
Sebelumnya, ada diskusi khusus mengenai seni tari dan eksistensinya. Acara yang digelar ini juga disambut positif oleh Kabupaten Indramayu, dengan datang langsung serta ikut berpartisipasi.
Usai diskusi dan sambutan dari Ketua Dekkma, atraksi seni tari dari pelajar tampil secara bergantian. Setelah semua kebagian tampil, maka warga yang menyaksikan ikut tampil menari bersama, tanpa ada pengarahan atau instruksi khusus.
Sontak saja, warga yang ada di lokasi tertawa, melihat seorang warga “menari” tidak sejalan dengan irama.
Pengelola Sanggar Sekarlaras, Darto JE mengatakan pihaknya sengaja menggelar pentas seni dalam rangka memperingati hari tari sedunia. Dalam momen tersebut, pihaknya melibatkan warga untuk mencintai dan menyayangi seni tari. Menurutnya bahwa segala gerak, sebetulnya bisa dijadikan inspirasi menari.
“Tinggal nanti diarahkan dan disesuaikan dengan irama, serta keberlangsungan menari itu. Terlepas dari semuanya itu, kami di sini, ingin menghormati hari tari sedunia. Kami disuport oleh Dekkma serta para seniman yang peduli pada seni tari. Dari Indramayu bahkan hadir 4 rombongan,” ungkapnya, Minggu(29/4/2018) sore.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Majalengka (Dekkma), Asikin Hidayat mengatakan tema yang diusung yakni Majalengka Ngengklak Ngigelan Zaman, punya arti filosofi yang cukup mendalam. Pihaknya tidak ingin lebih membahas terlalu jauh mengenai hal tersebut, yang jelas di momen peringatan hari tari sedunia tahun ini, ingin mengajak masyarakat mencintai dan menyayangi seni tari.
“Kami hanya berpesan, agar para orangtua membuka cara dan pola pikirnya, ajaklah anak-anak datang ke sanggar terdekat, bersilaturahmi. Tetapi tidak perlu memaksa mereka untuk belajar menari. Sebab bagi yang berbakat biasanya akan terlihat lebih jelas oleh si instruktur,” ungkapnya.
Asikin menambahkan selain itu, setiap tahunnya ada beberapa event dan perlombaan menari. Justru pihaknya merasa heran, karena budayanya dari tahun ke tahun, belajar menari itu hanya ketika mau PMBK atau mau mengikuti perlombaan belaka.
“Padahal itu salah kaprah, selain membuat pusing para pelatih/instruktur, juga membuat stres anak. Tetapi kalau konsisten dilakukan bagi siswa, belajar menari itu punya beberapa keuntungan, diantaranya yakni semakin sehat, tambah bugar, memenuhi ekstra kuliker. Tetapi jangan diniatkan menjadi penari, sebab nanti kalau dilihat oleh pelatih tidak berbakat, itu akan mengecewakan. Tetapi dengan belajar menari itu sama dengan olahraga,” pungkasnya.
Aksi peringatan tari sedunia itu bakal digelar hingga malam. (Rik)
Jabarnews | Berita Jawa Barat