Para Guru Masih Serang Mantan Plt Kadisdik Garut

JABARNEWS | GARUT –  ’’Guru Sukwan bukan penjahat yang bisa diancam’’ demikian yang dilontarkan salah seorang orator peserta Aksi Jihad Guru Garut. ’’Kami tidak pernah takut, meski harus diancam pemimpin kami,’’ ujar salah seorang guru asal Tarogong Kaler, Adi.

Hal itu merupakan bentuk dari kekesalan mereka terhadap ungkapan mantan Plt Kadisdik Garut Djajat Darajat yang dianggap mendeskreditkan guru honorer.

’’Saya ucapkan terimakasih pada para guru PNS, pada para kepala sekolah PGRI seluruh Kabupaten Garut yang mempertaruhkan jabatannya untuk membela martabat dan kehormatan Guru. Terutama, kami guru yang dianggap ilegal oleh mantan Plt Kadisdik Djajat Darajat,’’ katanya.

Baca Juga:  Rapat Minggon Dijadikan Momen Untuk Menyampaikan Aspirasi

Pantauan Jabarnews,  jalan-jalan protokol di Kabupaten Garut mulai dipadati para pengunjuk rasa dari berbagai penjuru Kabupaten Garut.

Diperkirakan lebih dari belasan ribu guru akan menggelar aksi protes terhadap pernyataan mantan Plt Kadisdik Jajat Darajat yang menyebut guru honorer ilegal.

Peserta aksi jihad guru yang datang dari Kecamatan Talegong, Yani (32) mengaku, berangkat dari rumah sekitar pukul 02.00 WIB. Ia bersama-sama dengan menggunakan angkutan umum.

’’Sengaja berangkat dini hari agar bisa bersama-sama bergabung dalam Aksi Jihad Guru,” kata Yani, Selasa (18/9/18).

Yani mengaku terketuk hati untuk mengikuti aksi karena merasa profesinya sebagai guru honorer dilecehkan pernyataan mantan Plt Kadisdik yang menyebut guru honorer ilegal.

Baca Juga:  Akhirnya Penderita Gizi Buruk Dibantu Polwan Cianjur

’’Terus terang saja, pernyataan itu menutupi guru-guru yang telah berjuang mencerdaskan anak bangsa kecuali hanya diberi upah alakadarnya. Seharusnya, pemimpin itu mengayomi agar para guru honorer yang belum mendapat giliran menjadi ASN bisa terus bekerja,’’ ucapnya.

Ia berharap, dengan digelarnya aksi unjuk rasa ini, secara tegas dapat ditujukan kepada mantan Plt Kadisdik. Sementara itu Ketua FAGAR Sukwan Kabupaten Garut, Cecep Kurniadi mengatakan, awalnya aksi akan dilaksanakan pada Senin (17/9/2018).

Setelah menggelar rapat, demontrasi diundur menjadi Selasa (18/9/2018). Itu agar pergerakan massa bisa terkendali. Nantinya, akan ada beberapa titik kumpul massa yang akan berasal dari berbagai penjuru.

Baca Juga:  Wah, Ular Hitam Masuk Kotak Suara

Tempat yang akan digunakan sebagai titik kumpul jauhnya, Jayaraga, Depan Kampus STIE 1-2, Masjid Patriot dan depan Kampus IPI. Kemudian massa akan bergerak ke Pemkab Garut dan DPRD.

Selain menyuarakan ketersinggungan mereka atas pernyataan mantan Plt Kadisdik Garut yang menyebut guru honorer ilegal, Cecep mengatakan, para guru honorer menuntut dikeluarkannya surat keputusan (SK) Bupati untuk mereka. Sebab saat ini, payung hukum guru honorer. (Tgr)

Jabarnews I Berita Jawa Barat