Ridwan Kamil Gagas pembangunan Monumen Perjuangan COVID-19

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menggagas pembangunan Monumen Perjuangan COVID-19.

Pembangunan monumen itu  sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang yang gugur dalam penanganan COVID-19.

Ridwan Kamil mengungkapkan, pihaknya telah menyampaikan langsung gagasan tersebut kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

“Saya sudah menyampaikan ke Menseneg terkait monumen perjuangan untuk pahlawan covid,” ungkap Ridwan Kamil dalam konferensi pers virtual, Jumat (3/9/2021).

Tanpa menyebutkan lokasi tepatnya di mana monumen itu dibangun, Ridwan Kamil menyatakan, jika tidak ada aral melintang, monumen tersebut akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 10 November 2021 mendatang.

Baca Juga:  70 Persen Kolam Ikan di Satuan Pelayanan Provinsi Jabar Kondisinya Kurang Baik

“Nanti, 10 November kalau tidak ada halangan, Presiden akan meresmikan monumennya di Jabar,” kata Ridwan Kamil.

Menurut dia, monumen tersebut akan memuat dua sambol, yakni tangguh dan tumbuh. Dia menjelaskan, simbol tersebut berisikan pesan bahwa pihaknya tidak akan pernah melupakan sejarah.

“Ada dua simbol tangguh dan tumbuh. Itu satu pesan bahwa kami jas merah, tidak akan meninggalkan sejarah karena ada banyak nakes yang meninggal dunia, salah satunya peneliti vaksin Sinovac,” tuturnya.

Baca Juga:  Kodim Latihan Antisipasi Konflik Sosial

Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya pun kini tengah merumuskan santunan yang akan diberikan kepada anak-anak yang harus menjadi yatim piatu, karena orang tuanya meninggal dunia akibat COVID-19, salah satunya masa depan pendidikan mereka.

“Kita sudah merapatkan, di sini juga ada DPRD. Semua yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal karena covid, pendidikannya diurus minimal sampai SMA dan SMK, pada dasarnya sudah gratis,” katanya.

Baca Juga:  Pemkab Tasikmalaya Siapkan 220 Milyar Untuk Infrastruktur Jalan

Selain pendidikan, kata Ridwan Kamil, pihaknya pun akan memperhatikan kesehatan para anak yatim piatu itu. Terlebih, banyak pihak yang juga ingin berpartisipasi menyantuni mereka.

“Tentu ada kesehatan di luar biaya pendidikan, akan kita rumuskan. Saya juga melihat masyarakat banyak yang ingin berpartisipasi menyantuni. Kami sedang rumuskan,” tandasnya. (Red)