Bahkan, dokter sempat melakukan resusitasi paru dan jantung terhadap Muslim. Namun, kondisinya memburuk dan meninggal.
“Serangan jantung, terjadinya iskemik penyumbatan pembuluh darah jantung. Tiba-tiba kejadiannya, biasanya dialami jemaah dengan keluhan ringan nyeri dada, susah napas, dan selanjutnya biru ataupun keluhan lebih jelas,” kata Tim Kesehatan Daerah Kerja Bandara Aryanti Alam.
Menurut Aryanti, sebelum pemberangkatan, kondisi kesehatan para jemaah diperiksa ulang di embarkasi. Dia mengatakan, dari hasil pemeriksaan itu, Muslim dinyatakan laik terbang.
“Jemaah laik terbang. Diketahui riwayat penyakit punya komorbid, jantung. Pemeriksaan di daerah tiga bulan sebelum berangkat,” ucap Aryanti.
Jenazah Muslim langsung diurus oleh maskapai Garuda Indonesia dan Muassasah Adilla dan dimakamkan di Madinah. (red)
Sumber: Kompas.com