Hadapi Industri 4.0 Dengan Kreatifitas, Tetap Pertimbangkan Unsur Seni & Budaya

JABARNEWS | BANDUNG – Era revolusi industri 4.0, hal tersebut menimbulkan disrupsi secara menyeluruh di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Masalah dalam revolusi Industri 4.0 tidak hanya dapat dijawab dengan menciptakan teknologi baru atau mengadaptasi yang sudah ada, tetapi yang lebih penting pengembangan kreativitas yang dapat mengarah pada inovasi yang berkelanjutan.

Hal ini diutarakan, DR Fajar Ciptadi pengajar Fakultas Industri Kreatif Telkom University (FIK Tel-U) saat menggelar International Conference bertajuk The 6th Bandung Creative Movement (BCM) 2019, di Kampus Telkom University,Bandung, Kamis (17/10/2919)

Baca Juga:  Bandung Kembali PSBB Proporsional, Oded M Danial Tak Berlakukan Checkpoint

Dengan tema Digital Society Ecosystem, dia menyebutkan bahwa melalui acara ini bagaimana hubungan teknologi antara seni, budaya, masyarakat dan kreativitas dalam Era Revolusi Industri 4.0, yang dapat diungkapkan secara reflektif dan secara filosofis untuk membuka kemungkinan baru dengan kreativitas dan inovasi.

chairman BCM 2019 Dr. Fajar Ciptadi menjelaskan bahwa melalui acara ini bagaimana mempertimbangkan kembali hubungan antara seni, budaya, masyarakat dan kreativitas dalam Era Revolusi Industri 4.0, yang dapat diungkapkan secara reflektif dan secara filosofis untuk membuka kemungkinan baru dengan kreativitas dan inovasi.

Baca Juga:  Ini Kandungan Berbahaya Air Rebusan Pembalut Wanita Yang Bikin "Nge-Fly" 

“Melalui acara ini kita harus menjadikan kreativitas dan teknologi menjadi sesuatu yang terintegrasi dan bertemu. Ini dapat diimplementasikan dengan mengintegrasikan estetika dan aspek emosional sebagai manusia dengan aspek teknologi terkini.” Ucapnya yang juga sebagai Chairman BCM 2019.

Fajar menambahkan semua akan menjawab tantangan dan peluang yang muncul dalam revolusi era Industri 4.0, dimana mengajak akademisi dan pelaku kreatif untuk memikirkan kembali peran apa yang dapat dilakukan oleh seni, budaya, dan kreativitas.

“Di satu sisi, dalam revolusi Era Industri 4.0 ini, kita dihadapkan pada berbagai hal, dimana peran penting “Big Data” yang menjadi sentral di era digital society, serta integrasi kreativitas dengan peran data tidak dapat disangkal yang memungkinkan berbagai peluang terjadi sebagai inovasi yang dibutuhkan di masa depan.” Jelasnya.

Baca Juga:  Teras Narang Usul Pemerintah Segera Terbitkan PP Kedaruratan Kesehatan

Turut hadir sebagai pembicara dalam acara ini diantaranya adalah Dale Konstanz (Assistant Dean of Research at Mahidol University), Hafeezur Rahman (Lecturer, and Researcher of Product Design Dept. at University Sains Malaysia) dan Andry Alamsyah (Director of Digital Business Ecosystem Rearh Center, Telkom University).(Robby)