Menurut Dosen ITB Stikom Bali, Muhammad Riza Hilmi, para pelaku love scam kerap menggunakan data pribadi palsu atau mengaku sebagai orang lain. Tujuannya untuk memanfaatkan emosi korban yang memberikan kepercayaan.
“Pelaku juga selalu mengatakan janji manis, berani meminjam uang setelah mendapat kepercayaan, bahkan meminta lebih dari apa yang sudah diberikan oleh korban yang tak sedikit berujung pada pelecehan dan kekerasan seksual,” ujar Riza saat webdinar literasi digital pada Jumat (14/7/2023).
Pada acara webinar tersebut, disampaikan beberapa tips untuk menjaga keamanan dalam mencari pasangan secara online.
Seorang psikolog dan Senior Trainer SEJIWA, Hellen Citra Dewi, menekankan pentingnya menggunakan pola pikir logis dan menjaga kerahasiaan data pribadi.
Ia juga mengingatkan peserta untuk tetap waspada dan tidak mengirimkan uang kepada orang yang belum pernah ditemui, serta untuk tidak membagikan foto atau video yang dapat disalahgunakan untuk tindakan kejahatan seksual.
Setelah acara webinar berakhir, Dewi Leba selaku jurnalis menyampaikan pesannya bahwa etika dalam bermedia sosial adalah norma dan nilai yang harus dipegang oleh setiap individu dalam mengatur perilaku dan tindakan, terutama dalam berkomunikasi.
“Jadi, berhati-hatilah dalam upaya mencari pasangan melalui aplikasi dating. Manfaatkan pengetahuan dan informasi digital agar kita mampu mengenali bahaya,” tuturnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News