Jokowi Kunjungi Bendungan Kuningan

JABARNEWS | KUNINGAN – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan jika sudah beroperasi, Bendungan

Kuningan, Jawa Barat nantinya bisa menyediakan air baku untuk sekitar 300 ribu Kepala Keluarga (KK).  Ditargetkan pengerjaan Bendungan Kuningan akan dapat segera diselesaikan pada akhir 2018 ini.

“Bendungan ini bisa jadi air baku sebesar 300 liter per detik untuk 300 ribu KK, baik di Kuningan dan Brebes,” ujar Jokowi dikutip dari merdeka.com , Jumat (25/5/2018).

Baca Juga:  Militansi dan Kejuangan Abah Aray, Sosok Kader Partai Golkar Purwakarta  yang Humanis

Dia menambahkan, progres pembangunan kini sudah terbilang lancar dan terbebas dari masalah. “Saya sudah bertemu juga masyarakat untuk yang akan kita pindahkan, sudah rampung. Intinya sudah tidak ada masalah,” cerita Jokowi.

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Bendungan Cimanuk-Cisanggarung, Arya Muldianto

mengatakan kunjungan Jokowi kali ini terhitung setahun setelah waduk bisa tersambung dengan Sungai

Cikaro. Tercatat, pada 23 Mei 2017 lalu, saluran bendungan mulai dibuka ke Sungai Cikaro yang anak

Sungai Cisanggarung.

Baca Juga:  Liverpool Kalah dari Southampton, Manchester United Siap Rebut Klasemen EPL

Bendungan Kuningan sendiri merupakan sebuah waduk yang diciptakan dengan kapasitas daya tampung

air sekitar 25,96 juta meter kubik, dengan luas genangan sebesar 221,59 hektare.

Saat ini, progres pengerjaan sudah hampir mencapai 80 persen. Nantinya, bendungan akan berfungsi

untuk mengairi sawah seluas 3 ribu hektare yang ada di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Brebes.

Baca Juga:  Pura-pura Mogok, Dua Orang Pencuri Motor di Tasikmalaya Ditangkap Polisi

Setelah meninjau Bendungan Kuningan, Jokowi dan Menteri Basuki akan segera beranjak menuju Rumah

Khusus. Komplek hunian tersebut diperuntukkan bagi warga yang kediamannya direlokasi akibat

pembangunan waduk.

Kementerian PUPR rencananya akan membangun sebanyak 360 unit rumah bertipe 36 itu dengan biaya Rp

125 juta per unit. Untuk penyediaan lahan sendiri, itu memakai tanah milik Pemerintah Kabupaten Kuningan. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat