JABARNEWS | BANDUNG – Pengamat Politik dan Keamanan Negara Dr. Yusa Djuyandi menilai alat utama angkatan persenjataan (alutsista) militer milik TNI yang sudah berusia di atas 15 tahun seharusnya diganti.
Pernyataannya itu menanggapi KRI Nanggalan-402 yang tenggelam setelah dinyatakan hilang kontak di perairan Bali pada 21 April 2021, lalu.
“Kita berharap negara bisa mengganti alutsista yang usianya sudah di atas 15 tahun, terutama kendaraan tempur yang operasionalnya ada di udara dan laut,” kata Yusa kepada jabarnews.com, Rabu (28/4/2021).
Hal tersebut, lanjut dia, dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan atau kerusakan yang diakibatkan karena termakan usia. “Karena tingkat kefatalan akibat kerusakan yang ditimbulkan jauh lebih besar,” ucapnya.
Yusa mengungkapkan bahwa seharusnya Kementerian Pertahanan (Kemhan) bisa memanfaatkan dan mengoptimalkan industri pertahanan dalam negeri. Maupun kerjasama dengan negara lain dalam mengembangkan peralatan tempur yang modern.
“Cara ini lebih ekonomis ketimbang membeli secara utuh peralatan tempur yang diproduksi negara lain,” ungkapnya.
“Disisi lain kita bisa mencegah adanya kerusakan yang menimbulkan dampak fatal seperti yang terjadi pada KRI Nanggala 402,” tutupnya.
Untuk diketahui, KRI Nanggalan-402 merupakan salah satu dari kelima kapal selam yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut.
Kapal yang berusia cukup Tua ini dahulu dibuat oleh Industri Howaldt Deutsche Weke (HDW), Kiel, Jerman Barat pada 1979 lalu dan dinyatakan hilang di Perairan Bali Pada tanggal 21 April 2021. (RNU)