Ini Dampaknya Jika Terlalu Sering Mengkonsumsi Makanan Olahan

JABARNEWS | BANDUNG – Makanan olahan sangat akrab dalam keseharian masyarakat Indonesia. Namun tahukah kamu apa yang dimaksud makanan olahan? Academy of Nutrition and Dietetics mendefinisikan makanan olahan sebagai makanan yang “dimasak, dikalengkan, dibekukan, dikemas, atau diubah komposisi nutrisinya.

Meski kebanyakan dari kita biasa membelinya, namun konsumsi makanan olahan secara berlebihan sebetulnya tidak baik bagi kesehatan. Tentunya hal tersebut mesti kalian kurangi bahkan hindari.

Oleh sebab itu dilansir dari banyak sumber berikut beberapa dampak buruk terlalu sering mengkonsumsi makanan olahan yakni:

Baca Juga:  Jokowi Berharap Masyarakat Indonesia Tak Lagi Berobat ke Luar Negeri

Pertama. Masalah pencernaan – Direktur kesehatan masyarakat, pencegahan dan promosi kesehatan di University of Arizona College of Medicine, Dr. Farshad Fani Marvasti, MPH menjelaskan bahwa makanan olahan apapun berisiko mengakibatkan masalah pencernaan.

Makanan-makanan tersebut memiliki tambahan zat kimia dan berpotensi sulit dicerna dan diproses oleh tubuh. Selain itu, zat-zat tersebut bisa menjadi racun bagi bakteri baik di tubuh.

Baca Juga:  Di Kawasan Ini Truk Besar Dialihkan Ke Tol Cipali

Kedua. Gangguan berpikir – Terlalu banyak konsumsi makanan olahan tinggi gula dan karbohidrat sederhana juga bisa menyebabkan gangguan berpikir atau yang kerap dikenal dengan istilah brain fog.

Asisten dokter berlisensi Kate Martino, MS, PA-C menjelaskan, konsumsi makanan olahan terlalu sering akan mengakibatkan defisiensi sejumlah zat gizi. Akibatnya, kita akan lebih sulit fokus dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik, serta kehilangan energi.

Baca Juga:  Jangan Coba Ini! Berikut Ancaman Ketika Tidak Membayar Pinjaman Online

Ketiga. Sulit berhenti makan – Martino mengatakan, makanan olahan seringkali terasa sangat memuaskan. Artinya, setiap kita makan kita akan selalu mendapatkan respons positif.

Kondisi ini akan memotivasi diri kita untuk makan lebih sebagai bagian dari bertahan hidup. Padahal, kebanyakan makanan olahan mengandung pemanis dan lemak lebih banyak serta memiliki tekstur spesifik yang membuat siapapun yang memakannya merasa lebih puas. (Red)