“Koordinasi telah dilakukan AP II dengan seluruh stakeholder termasuk maskapai, ground handling, AirNav Indonesia, TNI, Polri, Imigrasi, Bea dan Cukai, Balai Karantina, dan instansi-instansi lain,” ungkapnya.
Pada tanggal 29 Oktober mendatang, beberapa maskapai seperti Super Air Jet, Indonesia AirAsia, Citilink, dan Malaysia Airlines akan mulai beroperasi di Bandara Kertajati. Rute penerbangan dari dan ke Bandara Kertajati mencakup destinasi seperti Kualanamu, Denpasar, Palembang, Batam, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, dan Kuala Lumpur (Malaysia).
Sementara itu, untuk transportasi publik dari dan ke Bandara Kertajati, telah disiapkan layanan bus dan shuttle bus yang menghubungkan Bandara Kertajati dengan berbagai kota seperti Bandung, Cirebon, Kuningan, Tasikmalaya, Ciamis, Karawang, Majalengka, Cimahi, Purwakarta, Subang, Indramayu, Banjar, Pangandaran, Jatinangor, dan Sumedang. Selain itu, tersedia juga layanan taksi point to point.
Bandara Kertajati saat ini memiliki kapasitas untuk menangani hingga 20 penerbangan setiap jam dan dilengkapi dengan terminal penumpang yang mampu menampung sekitar 5,6 juta penumpang per tahun.
Melalui konsep multi-airport system, PT Angkasa Pura II berupaya mengelola kedua bandara, Husein Sastranegara dan Kertajati, untuk mendukung perekonomian dan pariwisata di Jawa Barat.
Bandara Husein Sastranegara akan terus melayani penerbangan menggunakan pesawat propeller dan penerbangan general aviation seperti private jet.
Dengan kolaborasi ini, konektivitas penerbangan di Jawa Barat akan semakin kuat dan memberikan kemudahan transportasi udara bagi masyarakat. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News