Panitia hanya memberikan satu gelar juara utama, sementara empat finalis lainnya diakui sebagai Juara Harapan dengan hadiah yang setara.
Karya Muhammad Farlly mendapat apresiasi dari Imron Hasbullah, Sekretaris Umum Lembaga Kebudayaan Betawi yang turut hadir dalam acara tersebut.
Sementara itu Koordinator Bela Purwakarta, Aa Komara Cakradiparta mengatakan, perjuangan Muhammad Farlly sungguh luar biasa. Ia berhasil masuk ke dalam 5 besar dari 350 peserta dari berbagai kota di Nusantara.
“Kami tetap bangga terhadap bakat-bakat asal Purwakarta, baik dalam dunia olahraga, desain grafis, dan bidang lainnya. Yang penting adalah semangat berkompetisi dan proses pengembangan diri yang berharga,” ujar Aa Komara yang turut hadir dalam acara.
Tentu saja, mencapai tahap final bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan dedikasi, pemikiran, dan stamina yang besar untuk menghasilkan karya yang spektakuler dan kompetitif.
Meskipun tidak meraih gelar juara, Muhammad Farlly mendapat tawaran kerjasama dari beberapa instansi yang hadir sebagai undangan setelah pengumuman pemenang.
Hal ini sangat signifikan dan menggembirakan bagi kami sebagai perwakilan dari Purwakarta, karena yang terpenting adalah kemajuan karier Muhammad Farlly dalam industri ekonomi kreatif.
Karya Muhammad Farlly sudah cukup dikenal di Kabupaten Purwakarta, dan sejumlah logo instansi di sana telah diciptakan berkat kreativitasnya. Karya terbarunya adalah logo Napak Tilas Hari Jadi Purwakarta tahun 2023.
Secara nasional, pada lomba Gerakan Nasional Cinta Sejarah yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2016, ia berhasil meraih peringkat ketiga. Selain itu, dalam lomba Foster Telkom Indonesia, Muhammad Farlly berhasil menjadi juara pertama. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
