Ada Tajug Gede, Kawasan Cilodong Dari Yang Negatif Kini Jadi Agamis

JABARNEWS | PURWAKARTA – Image kawasan Cilodong di Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakata kini berubah, dulu dikenal lokasi prostitusi kini jadi pusat peribadatan umat muslim. Juga jadi sentral pertanian kreatif.

Seperti disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bungursari sekaligus Penasihat DKM Tajug Gede Cilodong. Ia mengapresiasi keberadaan tajug sebagai pembersih citra negatif Cilodong yang semula sebagai pusat prostitusi.

“Alhamdulillah sekarang kawasan ini menjadi agamis berkat kehadiran tajug gede. Masyarakat di sini juga sangat mengapresiasi karena bisa mempersejuk suasana spiritual mereka,” ujar Hasyim.

Baca Juga:  Presiden Minta Kepala Daerah Proaktif Jaga Pasokan Tekan Inflasi

Hal itu terbukti pada Jumatan (21/12/2018) perdana tadi, ribuan jamaah berbondong-bondong, melaksanakan Jumatan perdana. Jamaah diketahui berasal dari dalam dan luar Purwakarta, itu karena jarak tajuk hanya 1 Km dari Gerbang Tol Cikopo.

Tajug Gede itu berkapasitas 2.000 jamaah untuk masing-masing lantainya. Tajug ini diketahui memiliki dua lantai. Jumatan di Tajug Gede Cilodong dimulai dengan ditabuhnya sembilan bedug dan lantunan adzan dari sembilan muadzin.

“Pekan depan akan diisi khotib dari Masjid Sunan Gunung Djati Cirebon dan jumat pekan selanjutnya dari Masjid Sunan Kudus. Bahasan khutbah yang digunakan nanti sesuai dengan karakter daerah masing-masing khotib,” lanjutnya.

Baca Juga:  Ada Jejak FPI saat Densus 88 Geledah Rumah Tersangka Teroris

Sementara itu, Khotib sekaligus Imam Jumat Tata Sukayat, mengingatkan untuk senantiasa jamaah meningkatkan ketakwaan. Bahwa semua makhluk akan kembali kepada sang khalik atau pencipta. Dengan itu, umat islam harus menjaga nilai-nilai keislaman.

“Tanpa kasih sayang Allah, manusia tidak akan mencium harumnya surga. Allah akan menyayangi hambanya yang beriman. Tugas manusia di dunia adalah beriman kepada Allah. Mengemban tugas hanya semata-mata mengabdi kepada Allah. Dengan begitu, hanya mengibadahi Allah tiada menyekutukannya. Mengikuti jalan yang lurus sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah,” ujar khotib dalam kutbahnya.

Baca Juga:  Ketua Apdesi Purwakarta: Harus Ada Aksi Konkret Berantas Narkoba

Terpisah, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tajug Gede Cilodong Dedi Mulyadi mengatakan, semula para petani itu merupakan petani kuli garap di perkebunan milik pemerintah, kini mereka dibina DKM.

“Sudah ada 20 petani yang kami bina dan digaji tiap bulan. Nanti ada dua hektare lahan perkebhnan bunga matahari, dan sayuran. Hasil kebunnya murni mereka yang kelola,” kata mantan wakil bupati purwakarta itu. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat