Harga Daging Naik Terus Di Cianjur

JABARNEWS | CIANJUR – Jelang momen hari besar Idul Fitri harga daging ayam dan sapi terus merangkak naik di Cianjur. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) diharapkan bisa mencarikan solusinya.

Daging ayam diketahui berada pada kisaran harga Rp. 40 ribu per kilogram. Dimana sejak dua pekan lalu besarannya terus naik.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Domba, Ayam, dan Sapi (Apddas) Cianjur, Sri Rahayu mengatakan, selama dua tahun terakhir kenaikan harga daging ayam di Cianjur tergolong tidak dapat ditekan. Persoalan pakan hingga harga DOC ayam, menjadi alasan yang seringkali dilontarkan tapi tak kunjung memperoleh titik temu.

”Permasalahan yang terjadi, masih seperti dulu. Seolah pemerintah tidak menemukan solusi baiknya seperti apa. Masalahnya berulang-ulang terus,” kata Sri dikutip dari beritacianjur pada Jumat (18/5/2018).

Hal itu diungkapkan, karena masih saja terjadi perdebatan yang bersifat saling tunjuk. Sri mengatakan, kenaikan harga saat ini berasal dari pemotong yang kemudian menunjuk pihak peternak.

Baca Juga:  Lomba Memancing HUT Karawang ke 386 Memakan Korban

Di sisi lain, peternak juga merasa dirugikan karena saat ini kelangkaan DOC membuat harga ayam spontan naik. ”Seharusnya, Dinas Peternakan bisa mengatur harga DOC. Di sini dinas yang sebenarnya bisa menyentuh ranah tersebut. Lagipula, mungkin saja pengusaha DOC boleh dicover oleh pemerintah. Tapi, tidak ada jawaban untuk itu,” ujar dia.

Lebih lanjut dikatakan, Sri pun akan melakukan pembahasan dengan pihak terkait. Terutama, mengenai evaluasi harga DOC yang saat ini menjadi fokus dan faktor utama terjadinya kenaikan harga daging ayam.

Sri menekankan, jika harga DOC tidak dapat dikendalikan, maka pengendalian atau penekanan harga daging ayam pun cenderung sulit dilakukan.

Baca Juga:  Tiga Perempuan di Purwakarta Jadi Korban Pencurian HP, Pelaku Modus Ngaku Polisi

Akan tetapi, ia menjelaskan jika persediaan daging ayam saat ini cukup stabil. Berdasarkan hasil survey ke beberapa peternak, awal Ramadan ini akan menjadi awal panen ternak ayam sehingga persediaan jauh lebih aman.

Sementara harga daging sapi yang biasa ikut naik, saat ini cenderung stabil karena terbantu pasokan daging beku. Untuk kebutuhan daging sapi, Yayu mengklaim jika daging beku yang dipasok ke Cianjur aman karena proses pengolahan yang baik.

”Itu sebenarnya pasokan dari pengusaha lokal yang bekerjasama dengan pengusaha luar negeri. Proses pemotongannya juga di Indonesia, tanpa tersentuh tangan sehingga tidak terkontaminasi. Jadi aman, dan sekarang peminatnya cukup banyak,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan, selain harga tinggi, persediaan ayam pun terbatas sehingga konsumen menjadi terbebani. Diharapkan, alasan itu sudah cukup untuk membuat pedagang atau peternak tidak membuat-buat alasan lain agar dapat menaikkan harga.

Baca Juga:  Tak Beri Ampun, Wagub Jabar Bakal Datangi Perusahaan yang Belum Lunasi THR

Herman mengatakan, bersama unsur Muspida juga akan melakukan sidak ke pasar sampai ke peternakan, untuk memastikan harga tetap stabil dalam dua momen besar tersebut. Rencananya, tindakan itu akan dilakukan secara rutin untuk mendapatkan informasi pasti dari lapangan dan mencegah oknum memainkan harga.

Terkait harga daging sapi, Herman yakin besaran harga saat ini masih bisa ditekan. Pasalnya, harga tersebut dinilai masih sama tingginya dengan daerah lain yang pedagangnya dikenakan sewa lapak di pasar.

”Di Cianjur kan lapaknya digratiskan, terutama di Pasar Induk. Jadi, seharusnya harganya bisa ditekan lagi sampai Rp 100-105 ribu per kilogram. Pokoknya segala upaya harus dilakukan, supaya stabil,” pungkas Herman. (Yfi)