Wow, Memutihkan Area Intim Kini Sedang Tren Di Thailand

JABARNEWS | BANDUNG – Tentunya anda ingin terlihat menarik luar dan dalam bukan? Selain memiliki kepribadian yang asyik, penampilan fisik yang menunjang tentunya menjadi gol bagi banyak orang. Tak tanggung-tanggung, jika dulu area yang yang ingin dibuat cerah dan bahkan lebih putih terbatas hanya pada area wajah dan tubuh yang biasa terekspos, kini area genital seperti selangkangan, penis dan vagina pun bisa ‘dipercantik’.

Mungkin terdengar aneh dan kurang lazim, namun faktanya tren memutihkan area intim tubuh kini sedang sangat hit di Thailand. Tak hanya kulit wajah saja yang dapat dibuat putih, bahkan area privat seperti organ intim pun tak mau ketinggalan disulap kece dan menarik. Penasaran seperti apa prosedurnya dan risikonya? Simak ulasannya di bawah ini.

Percaya tidak percaya, tren memutihkan organ intim khususnya area penis sedang super hits di negara seribu pagoda ini. Dikerjakan di sejumlah klinik kenamaan, tren ini terbukti dibanjiri peminat.

Sebuah klinik di Bangkok, Thailand yang terkenal dengan perawatan pemutih kulit menggegerkan para pengamat kecantikan karena tawaran mereka yang cukup menggiurkan bagi sejumlah kalangan. Lelux Hospital yang terkenal di bidang perawatan pemutihan kulit mengaku mulai menawarkan perawatan terbaru yang kurang biasa, yaitu memutihkan penis sejak 6 bulan yang lalu. Tak disangka, perawatan ini begitu diminati, terbukti dari sekitar 100 pelanggan yang selalu datang tiap bulan untuk mendapatkan perawatan ini.

Baca Juga:  Bingung Cara Menambah Kapasitas RAM Pada HP Vivo? Lakukan Ini

Terdengar agak janggal, perawatan pemutih penis ini dilakukan dengan prosedur laser yang dilakukan oleh para ahli. Awalnya hanya untuk memutihkan area selangkangan saja.

Prosedur pemutihan dilakukan dengan teknik laser yang bertujuan untuk menghancurkan sel yang memproduksi melanin. Meski katanya nggak sakit, tapi tetap saja prosedur yang dilakukan selama kurang lebih 10-15 menit per sesi ini menimbulkan rasa yang tak nyaman.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, proses perawatan dilakukan selama beberapa kali. Jumlah dan intensitasnya tentu akan ditentukan oleh dokter yang menangani.

Teknik laser bleaching yang dilakukan ini minim risiko atau menimbulkan bekas luka. Semua prosedur dipastikan dilakukan oleh tim ahli yang kompeten di bidangnya. Nah, setelah mendapatkan perawatan, para pasien pun akan diberikan krim pemutih khusus yang harus digunakan sesuai instruksi para ahli. Pasalnya, area genital adalah area yang sangat sensitif, jadi jelas tak bisa diperlakukan sembarangan.

Baca Juga:  Milangkala Cimahi Ke -18 Banyak PR yang Harus Dikerjakan

Peminat perawatan pemutih penis ini dilaporkan memiliki rentang usia 22-25 tahun dan didominasi oleh anggota komunitas LGBTQ di Thailand.

Prosedur laser pemutih yang dilakukan para pria di Thailand ini diiklankan secara cukup masif di media seperti TV. Jadi nggak heran sih kalau mendapat perhatian yang cukup besar.

Nggak cuma memutihkan penis, perawatan lain yang ditawarkan dari klinik yang sama pun ada untuk para kaum hawa, seperti memutihkan area anus dan ‘3D Vagina’.

Ada-ada saja memang usaha orang untuk mempercantik diri. Tak hanya memutihkan penis, ada juga perawatan laser khusus untuk memutihkan area privat seperti selangkangan dan area anus. Bahkan Lelux Hospital juga menawarkan perawatan yang cukup kontroversial bernama ‘3D Vagina’ yang dapat memberikan kesan lebih ‘penuh’ pada area vital wanita dengan memanfaatkan lemak tubuh si pasien sendiri.

Baca Juga:  13.173 Hektare Sawah Di Jabar Kekeringan Hingga Gagal Panen

Proses pemutihan penis dipatok dengan harga lumayan, yaitu sekitar 650 dolar untuk 5 sesi. 

Meski dipatok dengan harga lumayan, animo masyarakat sepertinya tak surut mengingat kebutuhan untuk mulus dan putih di Asia, khususnya Asia Tenggara cukup tinggi. Ditambah lagi dengan beragam iklan persuasif yang selalu memberi kesan bahwa cantik itu putih.

Melihat tren pemutih area genital yang mulai mewabah di Thailand, pihak Kementrian Kesehatan Masyarakat bahkan sampai angkat suara. Dikatakan bahwa apa yang dilakukan banyak orang di klinik tersebut sebetulnya belum terlalu dibutuhkan, terlebih lagi mengingat risiko efek samping yang bisa saja dialami, seperti bekas luka, rasa sakit, sampai inflamasi. Berusaha untuk cantik memang boleh saja, selama itu tak merugikan orang lain dan diri sendiri. Jangan sampai demi memenuhi standar kecantikan, anda harus menjadi korban. (Fin)

Sumber berita ini diambil dari hipwee.com

Jabarnews | Berita Jawa Barat