Dedi Mulyadi Ungkap Sebab 4 Anak Boncengan Naik Motor Mau Tengok Teman Hamil

JABARNEWS | PURWAKARTA – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah untuk segera memberlakukan kembali belajar tatap muka untuk daerah-daerah tertentu. Sebab, belajar dari rumah atau online itu sangat tidak efektif dan membuat siswa menjadi tidak terkontrol.

Permintaan itu disampaikan Dedi karena ia prihatin banyak menemui siswa dengan perilaku yang tak terkontrol akibat kurang pengawasan, baik orangtua maupun guru.

Dedi mengaku baru-baru ini ia menemukan sempat orang siswa berboncengan satu motor dengan tidak menggunakan helm dan kendaraannya tanpa pelat nomor. Saat itu, Dedi hendak pergi ke Jakarta dengan melewati perkebunan PTPN VIII Subang.

Baca Juga:  Begini Komitmen Ridwan Kamil untuk Kemajuan Desa di Jabar

Dedi kemudian mencegat keempat siswa yang salah satunya adalah perempuan itu. Tiga laki-laki adalah siswa SD kelas V dan siswa SMP, sementara yang perempuan siswa kelas II SMP.

“Ketika saya tanya, mereka akan menengok teman perempuan yang mengalami ‘kecelakaan’, yakni hamil tanpa diketahui siapa ayahnya. Padahal perempuan itu masih bersekolah SMP,” kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Rabu.

Setelah mendengar pengakuan mereka, Dedi mengaku kaget dan miris. Menurutnya, kejadian seperti itu kemungkinan bisa banyak akibat siswa kurang mendapat perhatian orangtua karena sibuk bekerja, sementara di rumah terus merasa jenuh.

Baca Juga:  Yuk Simak! Cara Budidaya Jamur Merang di Rumah

“Saya tanya ke mereka kenapa kamu begini. Jawabannya, satu ibu kerja, bapak ke sawah. Dia jenuh karena belajar tatap muka tak ada. Belajar daring cukup sebentar. Ya, dampaknya seperti ini. Soal fenomena anak seperti ini terlalu banyak sampel,” kata Dedi.

Dedi akhirnya menyuruh mereka membatalkan menengok temannya yang hamil itu dan kembali ke rumah. Dedi juga membelikan mereka baju, sepatu dan tas dengan perjanjian tak boleh mengulangi lagi keluyuran tanpa alasan yang jelas. Apalagi usia mereka masih belia.

Baca Juga:  Dua Jam Tertimbun Puing Rumah Akibat Longsor, Warga Sukabumi Dievakuasi Secara Dramatis

Mantan bupati Purwakarta itu mengatakan bahwa fenomena ini terjadi massif. Maka, sekolah diharapkan harus segera memberlakukan belajar tatap muka untuk anak-anak tertentu, yakni anak- anak yang mengalami broken home dan nakal, di daerah nol Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebab, jika mereka dibiarkan seperti itu, maka dikhawatirkan perilakunya kian tidak terkontrol.

“Kalau dibiarkan, ya itu tadi, kayak di Jepang, angka kehamilan meningkat. Indonesia juga bisa seperti itu,” kata Dedi.