Selama Pandemi Covid-19, Ternyata Ada Hotel yang Okupansinya Tinggi

JABARNEWS | BANDUNG – Pandemi covid-19 dalam satu tahun terakhir berdampak terhadap pariwisata di Kabupaten Bandung, termasuk untuk okupansi hotel dan restoran.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Yosep Nugraha mengatakan, hampir seluruh hotel dan restoran terpukul selama pandemi, karena tamu yang sepi.

“Pandemi sangat berdampak, terutama secara ekonomi. Mobilitas orang terhambat karena adanya penerapan protokol kesehatan, dampaknya kunjungan wisata sangat berkurang,” tutur Yosep, Rabu (27/1/2021).

Baca Juga:  Kafe dan Restoran di Kota Bandung Langgar PSBB, Siap-siap Disegel

Kurangnya kunjungan berdampak negatif juga terhadap okupansi hotel dan restoran di Kabupaten Bandung. Bahkan Yosep mengatakan hampir semua hotel di Kabupaten Bandung okupansinya menurun sampai 50 persen.

“Ini hasil pengamatan bukan data otentik, okupansinya bisa hanya 50 persen. Tren penyebaran covid-19 yang tinggi ditambah penerapan protokol kesehatan, kunjungan ke objek wisata dan hotel menjadi berkurang,” paparnya.

Baca Juga:  Berani Cemari Sungai Citarum, Ridwan Kamil: Siap-siap Berhadapan dengan Hukum

Walau demikian, tidak semua hotel memiliki okupansi rendah. Menurut Yosep, ada beberapa hotel yang justru tidak terdampak pandemi.

“Ada beberapa hotel yang bertahan, bahkan okupansinya tinggi. Misalnya, Sahid Sunsine dan Glamping Lake Side,” ujarnya.

Hotel Sunsine Soreang masih bisa bertahan dan memiliki okupansi tinggi karena strategi marketing yang baik, sehingga sering dijadikan tempat pertemuan oleh instansi baik pemerintah, swasta juga organisasi.

Baca Juga:  Ridwan Kamil dan Ahmad Heryawan Bertemu di Masjid Al-Barokah ICC, Berbisik Apa?

Sementara Glamping Lake Side memiliki area luas yang menarik banyak orang untuk bermalam.

“Glamping Lake Side ini memiliki keunikan, berada di over area. Sehingga tamu menjadi lebih merasa aman karena jarak antar kamar yang berjauhan, tidak ada kerumunan,” katanya. (Red)