Air Tanah Di Kota Cimahi Kritis, Masuk zona Merah

JABARNEWS | CIMAHI – Kondisi air tanah di Kota Cimahi sudah kritis. Untuk itu, di wilayah ini tak bisa lagi mengandalkan sumur dangkal maupun artesis.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi, M. Nur Kuswandana, mengatakan, Cimahi sudah masuk zona merah terkait air dalam.

“Penurunan muka air tanah di Kota Cimahi salah satunya dikarenakan penggunaan atau eksploitasi air tanah yang tidak terkendali, seperti untuk pembangunan industri pada beberapa daerah dengan kondisi air tanah yang nisbi baik. Dampaknya jumlah air tanah akan berkurang,” ujarnya, dikutip Pikiran Rakyat, Jumat (17/8/2018).

Baca Juga:  Jalin Silaturahmi dengan Masyarakat, Muspika Jalancagak Gelar Safari Ramadhan

Dikatakannya, dulu kalau kita bikin sumur lima meter ada airnya, sekarang minimal harus 20 meter. Dampak lain, lanjutnya, permukaan tanah bisa amblas.

“Program bantuan artesis dan sumur dangkal (jetpam) digelar Pemkot Cimahi periode 2014-2015, saat ini tinggal tersisa 72 titik tersebar di Kota Cimahi. Sumur artesis dan sumur dangkal pada umumnya masih bisa beroperasi. Namun ada yang kurang optimal karena perawatan minim dan jumlah warga yang dilayani terus bertambah. Tinggal 72 sumur tersisa, itu juga ada beberapa titik yang tidak ada airnya,” katanya.

Baca Juga:  Terima 130.000 Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Prajurit TNI Mulai Disuntik Lusa

Dia menuturkan, untuk pemenuhan air minum mengupayakan pemanfaatan air permukaan secara optimal. Pemerintah menggenjot rencana pengelolaan air secara mandiri dengan mengubah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Air Minum menjadi Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cimahi.

Baca Juga:  Pengadilan Agama Ciamis Luncurkan Aplikasi Siliwangi 4.0

“Pembentukan PDAM dapat menambal layanan sisa warga yang belum terlayani air bersih. Sumber air yang bakal dikelola dari beberapa sumber, diantaranya sumber air dari Leuwilayung Cimahi Utara dan aliran Sungai Cimahi. Rencananya, sumber air Leuwilayung dapat menyalurkan air sampai 50 liter perdetik. Debit tersebut setara 5.000 SR,” katanya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat