Nasional

Susi Pudjiastuti dan Dahlan Iskan Dipercaya Publik Masuk Kabinet

×

Susi Pudjiastuti dan Dahlan Iskan Dipercaya Publik Masuk Kabinet

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | JAKARTA – Indonesia Political Opinion (IPO) menangkap keinginan publik terhadap sejumlah sosok yang diharapkan menjadi menteri di kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin, apabila reshuffle benar terjadi.

Terdapat sejumlah nama besar, di antaranya pengusaha Susi Pudjiastuti (mantan menteri Perikanan dan Kelautan) hingga mantan menteri BUMN Dahlan Iskan.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, Susi mendapat tingkat kepercayaan sebesar 37,2 persen, Arief Yahya 32,2 persen, dan Dahlan Iskan 31,4 persen.

Baca Juga:  Masukkan 11 Tokoh Perempuan ke Pengurusan PBNU Periode 2022-2027, Ini Alasan Gus Yahya

“Tiga nama teratas tersebut memiliki rekam jejak cukup baik di mata publik, sehingga kembali diinginkan untuk masuk dalam jajaran kabinet Indonesia Maju,” kata Dedi saat memaparkan hasil surveinya dalam diskusi bertajuk Menanti Perombakan Kabinet pada Sabtu (4/7/2020).

Selain tiga nama tersebut, ada juga Ignatius Johan 27,1 persen, Sandiaga Uno 25 persen, Basuki Tjahaja Purnama 22,6 persen, Said Aqil Siradj 20,5 persen, Archandra Tahar 17,9 persen, dan Gatot Nurmantyo 15,4 persen. Kemudian ada juga Doni Monardo 12,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 10,1 persen, Nasaruddin Umar 8 persen, Ahmad Heryawan 6,9 persen hingga Haedar Nasir 0,6 persen.

Baca Juga:  Sandiaga Uno Angkat Bicara Soal Isu Menteri Maju di Pilpres 2024, Ini Katanya

Dari nama-nama tersebut keinginan masyarakat cukup mengakomodasi kalangan nonparpol juga pejabat publik seperti Ketua Umum PBNU Said Aqil dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir. Namun, yang mengejutkan Dedi adalah kemunculan nama Dahlan Iskan.

Baca Juga:  Pelatih Persib Pantau Perkembangan Pemain Saat Latihan Mandiri

“Reputasi Dahlan Iskan cukup mengesankan bagi publik, sehingga dia masuk sederet nama paling diharapkan kembali ke kabinet, hanya soal komitmen presiden, apakah benar akan melakukan pergantian menteri, atau hanya untuk kiasan pidato saja,” kata Dedi.

Survei IPO ini digelar sejak periode 8 hingga 25 Juni 2020 dengan 1.350 responden yang tersebar di 135 desa dari 30 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode Wellbeing Purposive Sampling (WPS). (Red)

Tinggalkan Balasan