JABARNEWS | BANDUNG – Pengamat Pemerintahan, Politik dan Pertahanan Universitas Padjajaran (Unpad), Yusa Djuyandi mengatakan kebijakan New Normal di perkantoran terkadang disalah tafsirkan oleh sebagian ASN. Sehingga bisa melaksanakan kebiasaan normal seperti biasanya.
Hal tersebut diungkapkannya menyusul ditemukannya kasus 40 orang pegawai Gedung Sate yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Sekarang era new normal, tapi banyak orang terlanjur menganggap normal. Relaksasi dianggap sebagian masyarakat sebagai kebebasan. Sayangnya itu juga dipersepsikan oleh sebagian ASN dan politisi,” kata Yusa saat dihubungi Jabarnews.com, Jumat (31/7/2020).
Yusa mengatakan, kontrol terhadap masyarakat, termasuk ASN, yang lebih longgar membuat angka penyebaran Covid-19 semakin bertambah.
Menurutnya, kebijakan AKB tidak salah, hanya kurang begitu terkontrol. Sehingga tak bisa dipungkiri kebijakan menggunakan masker, social distancing, menjaga kebersihan tangan, seolah akhirnya hanya jadi aturan formal.
“Kurang Pengawasan. Seharusnya perketat pengawasan di pasar, perkantoran, fasilitas dan angkutan umum. Termasuk kalo bisa kegiatan pertemuan dengan melibatkan banyak peserta secara tatap muka di larang kembali,” tutupnya. (Rnu)