Sky Way Dinilai Lebih Efisien Dibanding LRT

JABAR NEWS | BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar menilai alat transportasi Skyway lebih efisien dibanding Light Rail Transit (LRT) sebagai moda transportasi masa depan karena dapat mengatasi kemacetan serta jangkauan yang lebih luas.

Hal tersebut menanggapi rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung yang akan membangun LRT sepanjang 3 Km (Kilometer) untuk mengurai tingkat kemacetan yang terjadi di Kota Bandung.

“Yang saya pertanyakan kalau cuma 3 Km buat apaan, buat pariwisata atau apa? Kalau buat transportasi umum untuk aktivitas orang bekerja, ya mendingan naik angkot orang cuma 3 kilo atau jalan kaki atau naik sepeda,” katanya di Bandung, Jumat (27/10/2017).

Baca Juga:  Rasakan Sensasi Blueberry Frost Yang Segar Dan Menggiurkan

Dikatakan Deddy, pembangunan moda transportasi, dalam hal ini Skyway harus mampu menjangkau ke berbagai pelosok daerah. Hal tersebut agar memberikan efisiensi bagi masyarakat penggunanya.

“Jadi orang tidak lagi naik Skyway nyambung angkot. Tapi turun hanya beberapa ratus meter ke tempat tujuan dia,” kata dia.

Untuk pembangunan Skyway, Deddy menilai bukan hanya berbicara Kota Bandung saja, melainkan Bandung Raya, di mana mencakup Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Sumedang dengan jarak minimal 100 Km.

Baca Juga:  Mozzilla Cafe and Resto Tawarkan Hidangan All About Mozarella

“Makanya berbicaranya jangan hanya kota Bandung melainkan Bandung Raya. Ada Cimahi, Padalarang, Jatinangor, Soreang dan juga Kota Bandung. Jadi 5 Kabupaten/Kota terjangkau oleh itu,” kata Deddy.

 

Ia memaparkan, untuk anggaran pembangunan Skyway tersebut, pihaknya lebih mengupayakan kepada investor daripada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau pun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat dikarenakan keterbatasan anggaran.

Baca Juga:  Agar Selalu Dekat Dengan Masyarakat, Gentong Geulis Hadir di Setiap Festival UMKM di Purwakarta

Meski begitu, Deddy mengatakan, pihaknya tetap berupaya mencari ‎investor yang realistis dan tentunya dengan harga yang murah. Dan saat ini, lanjut dia, pihaknya baru mendapatkan investor dari Rusia yang dianggap bisa memenuhi efisiensi anggaran.

“Jadi dia harus investor, karena APBD gak mungkin lah membiayai. Nah kalau investor, itu harganya harus efisien sehingga betul-betul nanti konsumen mampu terjangkau,” pungkasnya. (Nur)

Jabar News | Berita Jawa Barat