Menurutnya hal ini memberikan kemudahan kepada para pendonor sehingga tak perlu khawatir. Bahkan disiapkan juga fasilitas takjil dan masjid untuk para pendonor.
“Kami buka juga setelah berbuka puasa atau bisa datang pula sebelum waktu berbuka puasa. Di tempat kami disediakan pula fasilitas takjil dan masjid. Kami juga punya rencana ke TNI untuk membuat surat imbauan agar mereka bisa membantu donor darahnya di PMI. Kemarin pun kami lakukan gebyar donor dengan komunitas, semisal komunitas Tionghoa atau orang-orang non muslim,” katanya.
Uke menegaskan bahwa kondisi darah di PMI Kota Bandung bukanlah kosong melainkan memiliki darah hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan yang berkesinambungan.
Adapun donor sukarela, lanjutnya, sebanyak 70 persen dan kondisinya terbilang ada peningkatan, sedangkan 30 persennya dari donor keluarga yang didapat dari imbauan rumah sakit. Rumah sakit itu menurutnya bekerjasama cukup baik dengan PMI, sehingga setiap pasien yang meminta darah ke PMI atau RS maka diimbau untuk membawa pendonor sebagai donor pengganti atau menjadi donor keluarga.
“Misalnya, ketika ada keluarga meminta darah golongan A maka mesti diganti atau mencari golongan A lagi, tetapi bisa juga lainnya untuk dijadikan subsidi silang,” ujarnya.