Anak Ini Putus Sekolah Demi Bantu Sang Ayah

JABARNEWS | PURWAKARTA – Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu. Dipaksa pecahkan karang, lemas jarimu terkepal. Penggalan lirik lagu milik Iwan Fals itu menggambarkan nasib yang dialami Iwan Setiawan. Bocah 10 tahun itu memutuskan untuk berhenti sekolah demi membantu ayahnya menghidupi kedua adiknya.

Saat ditemui di sekitaran Sadang, Purwakarta, Iwan bersama kedua adiknya, Rian (8) dan Muhammad hariawan (1,5) yang sedang memulung barang bekas di tong sampah di depan sebuah mini market.

Sejak di tinggal sang ibu meninggal, Iwan terpaksa membantu sang Ayah mencari barang bekas untuk menghidupi kedua adiknya tersebut. “Saya udah gak sekolah pak, dulu sih sekolah sampe kelas 3 SD. Tapi sekarang mah udah berhenti dan adik saya Rian pun cuma sampe kelas 1 SD aja karena tidak ada biaya,” ucap Iwan, Selasa (6/11/2018).

Baca Juga:  Prajurit TNI Akrab dengan Pelajar di Lokasi TMMD

Ia menambahkan, dirinya dan kedua adiknya tidak memiliki tempat tinggal, dan biasa bertemu sang ayah di Stasiun kereta api Purwakarta pada sore hari. “Kami biasa bertemu ayah sore hari di Stasiun. Ayah juga sama cari barang bekas dan nanti dikumpulkan, kemudian dijual. Hasilnya dipake makan,” ucap Iwan.

Baca Juga:  Longsor di Tasikmalaya, Penghuni Rumah Terpaksa Ngungsi

Berbekal plastik besar warna hitam menyusuri jalan-jalan di Purwakarta, mereka berburu kardus, plastik bekas, besi tua, dan barang bekas apa saja yang laku dijual.

Iwan dan adik-adiknya mencari barang bekas setiap hari. Mereka biasanya berjalan dari stasiun sampai Sadang dan baru pulang sore hari. Kadang-kadang malam hari setelah plastiknya penuh barang bekas.

Barang bekas yang mereka kumpulkan dijual seharga Rp 1.000 per kilogram. Jika beruntung, Iwan dan adik-adiknya bisa pulang membawa Rp 10.000 untuk disetorkan kepada sang Ayah. Namun, mereka lebih sering hanya mendapat Rp 5.000, tapi tak jarang ada dermawan yang memberinya uang.

Baca Juga:  Terbukti Cabuli Santrinya, Guru Ngaji Asal Depok Divonis 19 Tahun Bui

Penghasilan yang mereka dapat dengan menggabungkan dengan sang ayah. Mereka harus memenuhi kebutuhan hidup, seperti membeli nasi dan lauk pauk. “Kalau dapat uang, saya kasih ayah untuk beli nasi dan lauk pauk untuk kita makan,” ujar Iwan dengan muka polosnya.

Sebenarnya, Iwan bercerita, dirinya ingin sekali melanjutkan sekolah, namun apa daya tak punya biaya. “Ingin sekolah sih pak, tapi kan gak punya biaya dan saya harus mengasuh adik-adik saya,” harapnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat