Bikin Pilu, Kisah Pengrajin Gula Aren Asal Cisaat Purwakarta

Kang Ahmad pengrajin gula aren di Kabupaten Purwakarta. (Foto: Istimewa)

“Saya ngambil air nira tergantung, bisa pagi, siang atau sesudah Ashar (sore) paling malam sekitar jam Isya (pukul 19.00). Sehari dapat satu ikat, tidak tentu ada yang dikit dan ada yang banyak,” katanya, Selasa (15/2/2022).

Menurutnya, untuk menghasilkan gula aren dengan kualitas yang baik prosesnya cukup rumit dan memakan waktu yang lama yakni sekitar dua jam. Hal pertama yang harus diperhatikan yakni, air nira yang sudah diambil harus segera di masak agar tidak tercampur bakteri sehingga menjadikan rasanya asam dan berbau.

Baca Juga:  Tolak Kenaikan Iuran BPJS, Ratusan Buruh ASPBB-SB Gelar Unjuk Rasa

Lalu, kayu bakar sebagai sumber api dalam pemasakan harus banyak dan juga kering. Hal ini agar asap dari hasil pembakaran tidak sampai mempengaruhi air nira yang sedang di masak. Tak hanya itu saja, teknik mengaduknya pun harus betul dan tidak asal.

Baca Juga:  Operasi Zebra Lodaya 2020 Berakhir, Ribuan Pengendara di Purwakarta kena teguran

“Lahang atau nira yang diambil kemudian di masak sampai jadi wedang, kemudian sebentar lagi jadi peueut lalu lanjut proses pepes dilanjutkan di buis hanya agak lama prosesnya. Prosesnya paling cepat 2 jam,” katanya.

Baca Juga:  Oded M Danial Sebut Penanganan Covid-19 Butuh Nilai-nilai Pancasila

“Kalau kayu bakarnya banyak itu juga atau tergantung nyala apinya. Kalau kayunya basah ngaruh ke gulanya jadi jelek kualitas jaman dulu disebut kamanyon,” tambah Kang Ahmad.