Menurutnya, masyarakat lokal, khususnya para pelaku usaha kecil, langsung merasakan peningkatan pendapatan dari geliat kegiatan ekonomi selama turnamen berlangsung.
“Ajang ini memberikan efek ekonomi karena tumbuhnya ekonomi kerakyatan, di mana para pedagang bisa laku jualannya, angkot-angkot ada penumpangnya, ojek online dan konvensional kebagian narik, tukang sapu ada order nya, tiket ada bagiannya dan lainnya. Pada akhirnya saling memberi, bukan dari Jabar ke Jakarta, hari ini dari Jakarta ke Jabar,” ujarnya.
Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, juga menyampaikan bahwa turnamen ini memberi efek signifikan pada sektor UMKM.
Ia mengungkapkan dalam tiga laga awal, setidaknya 110 pelaku UMKM mencatatkan omzet harian antara Rp2 juta hingga Rp5 juta.
“UMKM kita happy, artinya rakyat mendapatkan manfaat langsung dari event ini. Ini bukti nyata kalau negara hadir lewat sepak bola,” ungkap pria yang kerap disapa Ara itu.