Amas mengatakan pergerakan tanah tersebut awalnya terjadi pada 20 Mei 2022. Saat itu hanya menyebabkan rumah warga retak-retak pada bagian dindingnya. Hingga pada Senin malam peristiwa itu kembali terjadi dengan eskalasi dampak yang ditimbulkan.
“Awalnya hanya retakan saja, semalam kejadian lagi, hingga akhirnya retakan itu membesar dan menyebabkan dua rumah warga ambruk,” ucap Amas.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun semua warga yang menghuni rumah tersebut diungsikan sementara ke rumah kerabatnya.
“Karena tidak memungkinkan ditinggali, warga yang terdampak diungsikan sementara waktu ke rumah kerabatnya. Kita juga terus lakukan assessment,” kata Amas.
Setelah kejadian ini, pihaknya segera berkoordinasi dengan tim geologi untuk melakukan penelitian di wilayah tersebut supaya diketahui tingkat kerawanan bagi pemukiman warga.
Tak hanya itu, kata Amas, pihaknya juga pertimbangkan untuk menerjunkan tim geologi, untuk mengetahui tingkat kerawanan bencana di lokasi tersebut. (red)