Duh, Ada Ribuan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Cimahi

JABARNEWS | CIMAHI – Perempuan rawan sosial ekonomi di Kota Cimahi mencapai 1.854 orang. Kebanyakan dari mereka ialah perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga hingga janda yang mengalami permasalahan ekonomi. 

Sekretaris Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Pengendalian Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi Fitriani Manan, Senin (5/4/2021). 

“Jumlah perempuan rawan sosial ekonomi di kita ada 1.854 orang. Ada yang single parent, tulang punggung keluarga dan sebagainya,” kata Fitriani Manan.

Baca Juga:  Soal Penentuan UMP-UMK di Jabar, Bey Machmudin PP Nomor 51 Tahun 2023

Perempuan rawan sosial ekonomi, terang dia, merupakan orang dewasa menikah, belum menikah, atau janda yang tidak memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Ada sejumlah kriteria sehingga perempuan masuk rawan sosial ekonomi, seperti dari segi umur yang berusia 18-59 tahun. 

Kemudian istri yang ditinggal suami tanpa kejelasan, menjadi tulang punggung keluarga, hingga berpenghasilan kurang atau tidak mencukupi kebutuhan hidup layak.

Baca Juga:  Dilaporkan Hilang, Bocah Laki-Laki di Karo Ditemukan Membusuk di Sungai

Ada berbagai upaya yang dilakukan DinsosP2KBP3A Kota Cimahi agar perempuan-perempuan di Kota Cimahi tidak masuk menjadi rawan sosial ekonomi. 

Sesuai tugas dan fungsinya, DinsosP2KBP3A Kota Cimahi kerap melakukan intervensi dan monitoring evaluasi. Di antaranya melakukan pemberdayaan dan sebagainya. 

“Kita pernah melakukan pelatihan untuk perempuan kepala keluarga, pelatihan untuk menaikan ekonomi mereka sehingga mereka bisa memulai usaha,” kata Fitriani Manan.

Selain itu, ada juga program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), di mana ada ratusan perempuan yang menjadi Kepala Keluarga (KK) diberikan pelatihan.

Baca Juga:  Hati-hati! Pemilik Warung Harus Waspada, Ini Modus Pengedar Uang Palsu

“Makannya kita terus lakukan antisipasi supaya jangan sampai ke arah sana,” ucap Fitriani Manan.

Fitriani Manan melanjutkan, data perempuan rawan sosial ekonomi didapat berdasarkan hasil pendataan dan assesment oleh para kader di lapangan. 

Perempuan rawan sosial ekonomi sendiri masuk ke dalam Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). (Yoy)