Gratis Belajar Pertanian di UF Center

JABARNEWS | PURWAKARTA – Menyusul semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat urban untuk menjalani gaya hidup sehat. Kegiatan urban farming telah menjadi gaya hidup di masyarakat perkotaan di Indonesia.

Diketahui, masyarakat sudah banyak yang melakukan aktifitas pertanian di perkarangan rumah, atau lahan-lahan kosong di daerah perkotaan.Sejalan dengan hal tersebut, Produsen benih sayuran tropis Cap Panah Merah, PT East West Seed Indonesia (Ewindo) meluncurkan program terbarunya terkait pertanian perkotaan yakni Urban Farming Center atau UF Center di Desa Benteng Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta.

UF Center yang didirikan di atas lahan seluas 6.500 meter persegi ini ditujukan untuk menjadi pusat informasi, edukasi dan pelatihan teknis pertanian perkotaan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang aktifitas teknis maupun non teknis dari Ewindo.

“Latar belakang didirikannya UF Center ini adalah untuk menunjang gaya hidup masyarakat di perkotaan yang selalu dinamis dalam mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tentang pola hidup sehat dan praktis dalam kaitannya dengan pertanian perkotaan,” ujar Direktur Sales dan Marketing Ewindo, Afrizal Gindow, Selasa (10/4/2018 ).

Selain itu, yang melatarbelakangi pendirian UF Center ini adalah sebagai upaya Ewindo untuk turut serta mendukung program pemerintah dalam menggalakan pertanian di perkotaan dan gerakan “Green City Movement”.

Baca Juga:  Jelang Pemilu 2024, Demokrat Jabar Edukasi Kaum Milenial dengan Pendidikan Politik

Afrizal menjelaskan, di sini pihaknya memberikan kebebasan dan keleluasan bagi para pengunjung baik dari instansi, komunitas ataupun hobi individu yang ingin belajar dan menyerap ilmu terkait pertanian perkotaan tanpa dipungut biaya dan rencananya akan dibuka sepanjang tahun. Pengunjung hanya tinggal membeli benih sebagai kompensasinya.

Adapun, kegiatan edukasi dan pelatihan yang diberikan di UF Center ini antara lain adalah pengenalan media tanam, penyemaian benih, pelatihan pembibitan dengan menggunakan benih dari berbagai varietas hortikultura, seperti Bayam Maestro, Caisim Shinta, Kangkung Bangkok, Cabe rawit Pelita, Tomat Servo dan lain-lain.

“Jika dibutuhkan, peserta pelatihan dapat didampingi oleh trainer dan akan dibekali dengan modul-modul teknologi urban farming untuk memanfaatkan lahan terbatas, termasuk teknik verticulture, hydroponic, dutch bucket, dan sebagainya. Metode ini melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya hingga penanganan pasca panen,” tuturnya.

Menurutnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi yang tepat sasaran untuk masyarakat perkotaan, dimulai dari pendidikan dasar untuk anak-anak untuk mencintai bercocok tanam dan juga untuk komunitas penggiat urban farming dan para hobbyist di perkotaan. Harapannya kegiatan ini bisa dilakukan secara massif sehingga makin banyak masyarakat perkotaan yang semakin sadar akan pentingnya bercocok tanam di kota dan asupan makan sehat.

Baca Juga:  Tekan Penyebaran Covid-19 di Purwakarta, Polisi Perketat Protokol Kesehatan

“Kedepan, Ewindo menargetkan adanya kegiatan Urban Farming dengan skala nasional yakni yang bukan hanya berfokus di Jabodetabek, tetapi juga menjangkau kota-kota besar lain di Indonesia, antara lain seperti Medan, Lampung, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Jember, Makassar, Balikpapan, dan masih banyak kota-kota lainnya. Tahun 2018 ini Ewindo mencanangkan sebagai tahun Urban Farming Nasional dengan gerakan Go Nation Wide dengan hashtag #UF-GoNationWide,” beber Afrizal.

Diketahui, potensi urban farming di Indonesia masih sangat besar. Dari 10,3 juta hektare lahan pekarangan yang belum dimanfaatkan, lebih dari 30 persen ada di perkotaan. Dari sisi lingkungan, semakin banyak tanaman hijau di perkotaan, semakin besar pula paru-paru kota. Program seperti ini sangat diperlukan di masyarakat untuk menjawab masih minimnya konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia. Saat ini, konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia hanya sebesar 40 kg per kapita per tahun, sementara Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) mensyaratkan konsumsi sayur idealnya sebesar 73 kg per kapita per tahun.

“Di lingkungan internal Ewindo sendiri, kami juga tengah menggalakkan program gemar menanam di perkotaan dengan hashtag #GakNanamGakAsik dengan melibatkan lebih dari 500 orang karyawan. Dengan adanya program pertanian perkotaan yang diadakan secara masif diharapkan dapat menopang kebutuhan pangan sehat dan meningkatkan perekonomian keluarga,” tutup Afrizal.

Baca Juga:  Ada Kincir Pembangkit Listrik‎ Di Buper Leles

Untuk diketahui, PT East West Seed Indonesia (Ewindo) merupakan produsen benih hortikultura yang mengembangkan, memproduksi dan memasarkan benih sayuran tropis hibrida lokal dengan merk dagang Cap Panah Merah.

Didirikan pada tahun 1990, Ewindo memiliki misi untuk menyediakan produk dan pelayanan yang penuh inovasi yang akan meningkatkan pendapatan petani serta mendorong perkembangan dan kualitas produk petani sayuran. Ewindo juga ingin mengembangkan industri benih lokal yang inovatif agar dapat menghasilkan benih sayuran yang berkualitas tinggi.

Sampai dengan tahun 2017 Ewindo telah bermitra dengan sekitar 12.500 petani produksi benih yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Selain itu Ewindo juga membina lebih dari 10 juta petani komersial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ewindo didukung oleh 100 persen karyawan lokal termasuk peneliti dalam negeri.

Hingga saat ini Ewindo telah menghasilkan lebih dari 150 varietas benih unggul dan telah mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, ISO 9001:2008 dan akreditasi dari International Seed Testing Association. (Gin)

Jabar News | Berita Jawa Barat

Peresmian UF Center di Desa Benteng Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta. (Foto:Gin/Jabarnews)