HIV/AIDS di Kota Bandung Capai 400 Kasus per Tahun, Paling Banyak Faktor Heteroseksual

Ilustrasi kasus HIV/AIDS. (Foto: gloveclinic.com).

Selain seks bebas dan penyalahgunaan napza, penularan dari ibu ke anak, serta tenaga medis yang mengalami kecelakaan kerja juga menjadi salah satu faktornya.

“Orang itu baru bisa didiagnosa HIV setelah dia melakukan tes karena tidak ada tanda dan gejala spesifik bagi orang yang terkena HIV. Namun, biasanya para pengidap ini malu untuk tes HIV/AIDS,” tutur Ira.

Baca Juga:  Lima Terduga Teroris di Garut Diringkus Polisi

“Maka dari itu, kita harus hilangkan dulu stigma dan diskriminasinya agar seseorang itu mau untuk dites HIV,” tambahnya.

Ira menuturkan, dengan demikian orang tersebut bisa hidup lebih produktif dan tidak masuk ke fase AIDS. Mata rantainya bisa diputus dengan pengobatan.

Baca Juga:  Ternyata Ini Penyebab Mobil BMW Terbakar di Basemen Mal BIP

Pengobatan HIV/AIDS telah dijamin oleh pemerintah. Sehingga, Ira berpesan, jangan sampai para pengidap HIV/AIDS merasa seperti divonis mati.