Eva menjelaskan, edukasi yang dilaksanakan serentak ini selain memperluas jangkauan masyarakat yang terpapar edukasi, juga menumbuhkan kreativitas bidan dalam memberikan penyuluhan.
“Selama ini anggapannya penyuluhan itu membosankan. Tapi melalui kegiatan ini, yang terlihat justru potensi bidan yang cukup kreatif dalam memanfaatkan berbagai media disekitarnya, termasuk media sosial dalam memberikan edukasi yang efektif dan mudah dipahami masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Advokasi YAICI Yuli Supriati menyampaikan bahwa diantara inovasi metode edukasi yang dilakukan para bidan adalah penggunaan aplikasi untuk memantau perkembangan serta memanfaatkan platform sosial media sebagai media penyebaran konten edukasi yang efektif.
Hal lain yang juga menarik adalah kreasi drama dengan melibatkan masyarakat sebagai pemerannya, dengan cerita yang bermuatan edukasi gizi dan fakta kandungan gula pada kental manis.
“Langkah-langkah inovatif ini menunjukkan komitmen bidan-bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama edukasi gizi yang lebih baik dan membantu masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan mereka,” ucap Yuli.