Jabar Puji Penanganan Stunting dan ODF di Kota Bandung

 

JABARNEWS | BANDUNG – Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat, Atalila Praratya memuji keberhasilan penanganan stunting dan ODF di Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani.

Hal itu terungkap saat Atalia melakukan tahapan rechecking dalam perlombaan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2023 di Kelurahan Antapani Kulon, Kamis 13 Juli 2023.

“Saya apresiasi, di sini ternyata ODF di atas 85 persen. Hebatnya juga tidak ada stunting 100 persen,” tuturnya.

“Kalau tidak ada stunting di sini, tidak boleh keren sendiri. Harus disebar ke wilayah lain,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Kelurahan Antapani Kulon Kecamatan Antapani mewakili Kota Bandung untuk perlombaan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2023.

Saat ini, tim penilai tengah meninjau langsung atau tahapan rechecking ke Kelurahan Antapani. Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna menerima langsung tim penilai

Baca Juga:  Dadang Kurniawan Ungkap Pelaku UMKM Masih Terkendala Perizinan

Ia menyampaikan, di Kota Bandung ini masuk pada titik ke 4. Rencananya Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menilai 5 Kota dan 8 Kabupaten yang berkaitan dengan program Gagah Bencana.

“Saya perhatikan ketika paparan barusan, semuanya sudah baik, ini gambaran utuh bagaimana kita memperjuangan wilayah lebih maju,” ungkapnya.

Di luar itu, Atalia mengajak agar PKK kelurahan untuk menyebarkan berita baik ini, bahwa stuning yang menjadi program utama yang harus dirasakan di wilayah lainnya.

Atas pemeriksaan lapangan ini, Pelaksana Harian Wali Kota Bandung,
Ema Sumarna optimis wilayah Antapani Kulon yang menjadi kawasan penilaian memberikan hasil yang baik. Pasalnya, mulai dari program yang dicanangkan, mampu diimplementasikan oleh wilayah hingga masyarakat.

“Kami lihat daya dukung air bersih, warga di sini mampu berswadaya. Mereka itu mampu menerapkan dengan bersamaan,” ujarnya.

Ia membeberkan, di kawasan RW 02, 03 dan 05 Kelurahan Antapani Kulon yang menjadi titik penilaian, beberapa infrastruktur penunjungnya sudah memadai. Bahkan program balita hingga keluarga pun mengarah pada hasil yang positif.

Baca Juga:  Libur Lebaran Dianggap Terlalu Lama, Yana Mulyana Keberatan ASN Ajukan Cuti

“Mulai dari sumber air, itu rutin dicek oleh Dinkes dan Lab PDAM untuk layak minum. Posyandu di sini cukup baik, tidak ada bayi stunting. Saya barusan meninjau, ketika bayi ditimbang, ini berkembang sehat, berat badannya baik,” ungkap Ema.

Ia mengungkapkan, di Kota Bandung terjadi penurunan angka stunting. Pada tahun 2021 diangka 26 persen, dan tahun 2023 menurun menjadi 19 persen.

“Ini merupakan daya dukung ibu-ibu. Perhatian kepada keluarga, khsusunya ibu hamil, ibu menyusu dan bayi memperlihatkan pola layanan sebagai kebutuhan,” bebernya.

Di tempat yang sama, Ketua TP PKK Kelurahan Antapani Kulon, Ike Herawati menyampaikan, dalam persiapan menghadapi lomba PHBS dan LBS, wilayahnya sudah siap untuk dinilai.

Sebelumnya, Ike mengatakan, di kawasan Kelurahan Antapani Kulon sudah berjalan berbagai program, tinggal peningkatan dalam penerapannya lebih baik lagi.

“Di sini Alhamdulilah 100 persen seluruh bayi 0-6 bulan ASI eksklusif. Soal LBS, persentasenya terakit cakupan rumah sehat 81 persen, air bersih 91 persen, pengolahan sampah 87 persen dan, angka bebas jentik nyamuk sudah 100 persen,” ungkapnya.

Baca Juga:  Ini Tiga Pekerjaan Rumah Yang Terus Dikebut Jelang Musim Mudik Lebaran 2022

Untuk inovasi, ia mengatakan, berbagai perubahan dilakukan untuk mencapai program yang maksimial. Seperti sosialisasi tidak merokok di rumah dengan menyebarkan media stiker hingga sosialisasi.

Selain itu, pola asuh terhadap ibu yang memiliki balita untuk memberikan asi eksklusif hingga pengolahan makanan sehat.

Pelaksanaan rechecking dilakukan di beberapa tempat. Di antaranya di Rumah Sehat RW 03, Postandu RW 02, Bank Sampah RW 03, Pusksemas dan Buruan Sae RW 05.

Sementara itu, Pembina Cai Herang RW 02 Kelurahan Antapani Kulon, Tjetjep Suherman menyampaikan, sumber air tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bahkan air tersebut merupakan hasil swadaya masyarakat hingga distribusikan ke setiap rumah.

“Alhamdulillah ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Sumber air ini hasil swadaya masyarakat sehingga bisa dikonsumsi,” ungkapnya.(Diskominfo)