Menurut Djarot, banjir bandang KBB terjadi akibat aliran air Sungai Cibeber meluap ke permukiman warga saat terjadi hujan deras, sehingga air langsung menerjang dan masuk ke setiap rumah warga.
Selain menerjang 25 rumah, banjir itu juga menerjang dua sekolah, serta pabrik teh dan kopi hingga menyebabkan air merendam seluruh barang yang ada di dalamnya.
“Bangunan sekolah yang terdampak banjir bandang itu yakni SD 1 Cibeber dan SMPN 2 Sindangkerta serta satu pabrik kopi dan pabrik teh,” katanya melansir dari Tribunjabar.id.
Untuk saat ini, kata Djarot, air setinggi 60 hingga 100 sentimeter yang menerjang rumah, sekolah, dan pabrik tersebut sudah mulai surut, sehingga warga terdampak masih bisa tetap menempati rumahnya masing-masing.
Djarot juga memastikan banjir bandang tersebut tidak sampai menyebabkan rumah warga yang terdampak mengalami kerusakan, namun barang-barang milik mereka terendam air.