Mendekati Bulan Puasa, Bawang di Sukabumi Mahal !

JABARNEWS | SUKABUMI– Seperti sudah tradisi jelang Ramadhan, harga kebutuhan pokok masyarakat di pasaran kerap melonjak naik. Tak terkecuali di Sukabumi harga komoditi bawang pun menanjak naik sementara pasokan menurun.

Harga pasaran bawang merah dan bawang putih naik hingga 100 %. Semula harga bawang merah hanya Rp 15 ribu sekarang sudah menjadi Rp 31 ribu per kilonya.

” Tak hanya itu, bawang putih juga ikut-ikutan mahal. Dari harga Rp 20 ribu sekilo sekarang sudah Rp 29 ribu,” ungkap Edi Suparman salah seorang pedagang bawang di Pasar Stasion Timur Sukabumi sebagaimana dikutip dari laman radarsukabumi pada Senin (2/4/2018).

Baca Juga:  Bupati Anne: Perketat Pengawasan PMI di Purwakarta

Edi menuturkan naiknya harga bawang sudah terjadi semenjak sebulan belakangan. Sehingga daya beli masyarakat pun ikut berangsur lesu.

“Ya ini biasa terjadi setiap menjelang puasa. Apalagi sekarang masih terjadi musim penghujan,” cerita Edi.

Lesunya penjualan bawang dikarenakan harga yang mahal ini juga disebabkan petani yang tidak bisa panen saat hujan. Dikhawatirkan bawang akan lekas membusuk bila tetap memaksakan panen di kala curah hujan masih tinggi.

Baca Juga:  Ribuan Warga Surabaya Meriahkan Fun Bike Hari Jantung Dunia dan HUT IKA Unair ke-50

Lebih lanjut Edi juga mengeluhkan soal pasokan bawang putih yang drastis menurun. Bila seminggu biasanya ia menerima pasokan 300 karung saat ini cuma dapat 150 karung.

“Gara-gara mahal ya pembeli jadi sepi. Kalau sehari biasanya habis terjual hingga 100 kilo sekarang maksimal terjual hanya 50 kilo saja untuk bawang merah,” curhatnya.

Aisyah salah seorang pembeli mengaku juga merasa keberatan dengan kenaikan harga bawang yang terus berlanjut ini. Kenaikan harga bawang ini membuat ia mesti putar otak bagaimana kebutuhan pokok lainnya bisa tetap terpenuhi.

Baca Juga:  Pecah Ban, Mobil Suzuki AP Jatuh ke Jurang di Kadipaten Tasikmalaya

“Solusinya ya biasa beli sekilo sekarang dikurangi dulu. Kalau tetap maksa beli sekilo nanti buat beli yang lain uangnya kurang,” keluh ibu rumah tangga ini.

Baik Aisyah sebagai pembeli maupun Edi sebagai pedagang tentu resah dengan keadaan seperti ini bila terus terjadi. Mereka berharap pasokan bawang bisa normal kembali sehingga harga pasaran kembali stabil.

“Kalo terus-terusan mahal ya situasi pasar jelang puasa ya semakin sepi. Nanti kami sebagai pedagang bisa-bisa nggak dapat uang,” harap Edi. (Yfi)

Jabarnews |Berita Jawa Barat