Nikmati Malam Ditemani Maknyusnya Surabi Uhsin

JABARNEWS | BANDUNG – Bunderan Cibiru, Bandung, Selasa (13/3/2018) jelang tengah malam, terlihat lengang. Suasana makin hening, karena hujan yang turun sejak sore hari, belum reda mengguyur kawasan itu.

Di tengah rintik hujan yang setia menemani malam itu, di sudut kiri Bunderan Cibiru, tepat di seberang tugu “Selamat Datang Di Kota Bandung”, terlihat segerombolan orang berkumpul melingkar. Ada yang duduk berderet di kursi dan ada pula yang duduk lesehan. Mereka duduk berhadap-hadapan di seputar tungku yang menyala.

Kehangatan terlihat di lokasi itu. Selain rasa hangat datang dari api yang menyala di tungku, keakraban di antara mereka sangat kentara. Suasana egaliter mengemuka.

Suasana begitu wajar muncul. Kendati hujan mengguyur kawasan Bandung timur, justru menambah kenikmatan dan sensasi tersendiri. Sambil “siduru” menghangatkan badan, cemilan khas Tatar Pasundan, surabi yang diolah di atas tungku, menemani cuaca dingin malam itu.

Baca Juga:  Duh! Ada 25 Kasus Gangguan Ginjal Akut di Jabar, 15 Anak Meninggal Dunia

Sembari melahap surabi panas yang langsung diambil dari adonan di atas tungku, suguhan air teh hangat yang disajikan Uhsin (64) dan sang istri Sutikah (59), sang pedagang surabi, menambah nikmatnya berada di Bunderan Cibiru.

Saat Jabarnews berbincang dengan Uhsin, pria perantau dari Bantarujeg, Majalengka itu mengungkapkan, dia berjualan surabi di Bunderan Cibiru sejak 1996. Tak heran jika Surabi Uhsin di Bunderan Cibiru, begitu terkenal bagi penikmat jajanan supernikmat itu.

“Yang membeli surabi ke sini bukan hanya datang dari seputar Bunderan Cibiru, tapi juga datang dari Panyileukan, Ujungberung, Cileunyi, Rancaekek, bahkan hingga Jatinangor dan Tanjungsari. Selain itu, pelanggan setia yang datang sesekali, juga banyak yang berasal dari luar kota. Mereka yang kebetulan baru pulang dari Kota Bandung menuju luar kota, seperti Sumedang, Garut, Ciamis, dan daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, selalu menyempatkan diri untuk singgah di warung lesehan ini,” kata Uhsin.

Baca Juga:  Dalih Antar Kekasih, Pria Asal Serdang Bedagai Gelapkan Motor Teman Sendiri

Menurut Uhsin, saat tengah ramai-ramainya pelanggan datang ke lokasi itu, dia bisa menghabiskan 20 kilogram tepung beras, 20 kilogram telur ayam, dan 24 lempeng oncom dalam satu malam.

“Pendapatan kotor dalam semalam bisa mencapai tiga juta rupiah. Namun, itu jika tengah ramai. Bila kondisi agak sepi, ya untuk pendapatan kotor sampai dua juta rupiah bisa diraih,” kata pria yang selalu berkopeah itu.

Mengenai resep surabi yang diolah Uhsin, pria murah senyum ini menuturkan, resep surabi olahannya tak berbeda dengan surabi lain. Yang jelas, kata dia, adonan surabi harus pas. Jika tidak, surabi khas Uhsin yang jadi trademark cemilan ini tak akan hadir.

Baca Juga:  Konsisten Usung Musik Grunge, Grup Musik Konspirasi "Diadili"

“Memilih oncomnya pun jangan serampangan. Kualitas tetap diutamakan. Harumnya aroma alami oncom hangat yang ditabur di permukaan surabi jangan sampai hilang,” imbuh Uhsin.

Salah satu pelanggan Surabi Uhsin, Hikmat Gumelar (54), mengatakan, setidaknya satu pekan sekali dia selalu menyempatkan diri datang ke Bunderan Cibiru.

“Melewati malam sambil melahap surabi di Bunderan Cibiru begitu maknyus. Selain surabinya memang enak, suasana malam di sini sangat mantap untuk dinikmati. Heningnya malam ditemani surabi begitu mempesona. Tiada tandingannya,” kata pria asal Jatinangor itu.

Pelanggan Surabi Uhsin lainnya, Syaeful Komar (47), warga Rancaekek, menuturkan, penganan tradisional selalu menarik untuk dinikmati.

“Aromanya itu loh Kang, khas sekali. Saya tak bosan untuk selalu datang ke Bunderan Cibiru,” ujarnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat