“Mulai tanggal 6 sampai tanggal 14 kita running sosialisasi, setelah itu baru pembukaan, penerimaan, pemberkasan, ada tes CAT, psikologi, sampai pengumuman yang lolos,” bebernya.
Rafih menjelaskan, sosialisasi perlu dilakukan dalam proses seleksi bakal calon anggota Bawaslu Jabar. Pasalnya, ada tiga hal penting yang menjadi fokus sosialisasi, yakni keterwakilan perempuan 30 persen, masyarakat adat serta disabilitas.
“Kalau masyarakat umum pasti dengan sendirinya mencari data pembukaan pendaftaran, tapi untuk yang tiga tadi, dari sekarang kita sosialisasi biar terbuka. Mudah-mudahan disabilitas, perempuan, masyarakat adat, itu terakomodir,” jelasnya.
Dari tiga hal tersebut, Rafih yang merupakan satu-satunya perempuan di tubuh Timsel berharap kaum ibu terlibat aktif dalam proses demokrasi, termasuk menjadi anggota Bawaslu Jabar. Sebab, keterwakilan perempuan 30 persen dalam politik masih belum tercapai.
“Kenapa perempuan harus terlibat politik, karena perempuan memiliki karakter unik dan berbeda. Saya rasa kalau perempuan lebih banyak berperan dalam dunia politik, pasti akan menciptakan kebijakan yang berbeda juga,” ungkapnya.