Fenomena Wartawan Bodrex: Wagub Jabar Minta PWI Tertibkan, Hingga Bikin Resah Bupati Bogor

JABARNEWS | BANDUNG – Fenomena keberadaan wartawan bodrex atau abal-abal yang  masih ditemukan berkeliaran di masyarahkan dan kerap membuat resah, mendapatkan sorotan beberapa waktu terakhir ini.

Khusus di Provinsi Jawa Barat, kebaradaan wartawan bodrek ini telah mebuat resah berbagai kalangan. Baru-baru ini, yang menjadi sasaran tersebut juga dirasakan oleh Bupati Bogor Ade Yasin hingga Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum.

UU Ruzhanul Ulum pun sempat meminta PWI Jawa Barat untuk menertibkan wartawan tanpa identitas (WTS) yang selama ini kerap meresahkan masyarakat, agar tidak bisa berkeliaran lagi.

Baca Juga: Desa Siluman, Sentra Pengrajin Mebel Di Kabupaten Subang

Baca Juga: Ridwan Kamil Ulang Tahun ke-50, Pesan Romantis Atalia: A Emilku…

“Saya minta pada Ketua PWI Jabar untuk menertibkan wartawan ‘KW’ yang banyak berkeliaran dengan media yang tidak jelas, namun mengaku wartawan dan meresahkan,” kata Uu Ruzhanul Ulum beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Berikut Ramalan Zodiak untuk Scorpio hari ini

Baca Juga: Kata Presiden Jokowi, Program Vaksinasi Covid-19 Berjalan Lancar

Baca Juga: Jaga Kondusifitas, Yana Mulyana Minta Ormas di Kota Bandung Lakukan Hal Ini

Menurutnya, wartawan yang tergabung dalam organisasi PWI, tentunya bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai kontrol sosial, memberitakan sesuai dengan fakta di lapangan, dan tidak mendatangi narasumber karena permasalahan semata.

Sementara itu, Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat berjanji akan mendata dan menertibkan wartawan bodrek yang selama ini meresahkan berbagai kalangan, terutama pejabat mulai dari tingkat desa hingga provinsi di Jawa Barat.

Baca Juga: Jaga Kondusifitas, Yana Mulyana Minta Ormas di Kota Bandung Lakukan Hal Ini

Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengapresiasi institusi kepolisian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat karena berhasil mengungkap perkara wartawan.

Baca Juga:  Terima 85,8 Ton Oksigen Cair dari Sumsel, Ini Ungkapan Ridwan Kamil

“Kami apresiasi kepolisian, karena berhasil membongkar kasus pemerasan ini oleh orang-orang mengaku wartawan,” katanya.

Pasalnya, pada beberapa waktu lalu, ia sempat dibuat risih dengan ulah para wartawan bodrek yang mengganggu kinerja Kepala Desa (Kades) di beberapa wilayah.

Baca Juga: KONI Pastikan Kesehatan Kontingen PON Jabar Jadi Prioritas

“Sekarang kita ada program Satu Miliar Satu Desa (Samisade). Nah yang begitu-begitu (wartawan bodong) pasti banyak yang mengganggu Kades. Suka mencari-cari masalah ujung-ujungnya memeras dan mengancam,” kata Bupati Bogor Ade Yasin.

Menurutnya, para Kades hingga pejabat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus meningkatkan literasi mengenai media dan tidak perlu takut terhadap orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan.

Kapolres Bogor AKBP Harun menyebutkan bahwa pihaknya mengamankan dua orang berinisial JES (45) dan JN (46) yang mengaku sebagai wartawan dalam melakukan pemerasan.

Baca Juga:  Sejarah PERSIB Bandung, Hingga Pernah Terpuruk Dalam Liga

Ia menyebutkan bahwa tersangka turut melakukan kekerasan terhadap korbannya dan mengancam akan mempublikasikannya di media massa. Selain itu, tersangka menyasar Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk dijadikan korbannya.

“Pelaku pemerasan dan pengancaman tidak segan-segan memaksa meminta sejumlah uang kepada korbannya. Uang yang diminta hingga ratusan juta rupiah,” kata Kapolres Bogor AKBP Harun dilansir dari Pikiran-Rakyat.com, 3 Oktober 2021.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Beruntun di Puncak Bogor, BMW Seruduk 4 Motor dan Xpander

Dari tangan pelaku pemerasan, petugas menyita sejumlah kartu identitas wartawan palsu, kartu ATM, dan sejumlah ponsel yang digunakan untuk memeras korban.

Selain menangkap dua orang tersangka, Polres Bogor masih melakukan pengejaran terhadap tiga orang lainnya yang merupakan sindikat kawanan pemerasan berkedok wartawan. ***