Prioritaskan Tol Jakarta-Cikampek II, Menhub Stop Proyek LRT dan Kereta Cepat

 

JABARNEWS | JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku sangat prihatin dengan kemacetan parah yang hari-hari ini terjadi di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek. Perjalanan Jakarta ke Bandung atau sebaliknya, yang biasanya maksimal 2 sampai 3 jam, kini menjadi dua kali lipat lamanya.

Karena itu, Budi Karya Sumadi mengambil langkah tegas menghentikan sementara dua proyek infrastruktur berskala besar yang selama ini ikut berkontribusi membuat macet di ruas tol Jakarta-Cikampek. Yakni, proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KICC).

Berbicara kepada media usai melakukan rapat mendadak denngan sejumlah stake holder seperti Jasa Marga, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Dinas Perhubungan, Kepolisian dan Asosiasi Pengusaha Truk (Aptrindo), Selasa (20/11/2018) Budi Karya Sumadi menyatakan, penghentian sementara pengerjaan proyek LRT Jabodebek dan KICC dilakukan setidaknya dalam tiga sampai empat bulan ke depan.

Baca Juga:  Sekretariat DPRD Jabar Serahkan Donasi Peduli Palestina

Bahkan, bila perlu, hingga menjelang Lebaran 2018 yang akan jatuh di awal Juni tahun depan.

Langkah itu menurut Budi Karya Sumadi, untuk memberi prioritas pada upaya penyelesaian proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated).

“Untuk proyek kereta cepat, 3 sampai 4 bulan ndak usah dijalankan dulu proyeknya. Kalau LRT kan juga baru akan selesai tahun depan. Makanya yang kita prioritaskan hanya tol elevated dulu,” ujar Budi Karya Sumadi.

“Jadi kita pastikan KCIC dan LRT tidak boleh kerja sampai Lebaran tahun depan. Kalau Jasa Marga minta prioritas pekerjaan, kita minta kepada Jasa Marga agar mengajukan propposal secerdas-cerdasnya agar tak mengganggu lalu lintas (di ruas tol Cikampek),” tegas Budi Karya Sumadi.

Sementara itu, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, pengerjaan proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) sangat vital untuk mengurai kemacetan dan kepadatan volume kendaraan di ruas tol Jakarta-Cikampek dalam jangka panjang.

Baca Juga:  Meriahkan Hari Santri, PMII Cabang Purwakarta Gelar Mapaba

Karena itu, pihaknya butuh prioritas penyelesaian segera.

Desi menyebutkan, pengerjaan proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) hingga pekan ini sudah mencapai 57 persen.

“Pekerjaan proyek tol elevated saat ini sudah 57 persen. (Karakter) pekerjaannya tipikal, yakni bikin pondasi, tiang beton, lalu pasang girder di atas. Semuanya sama, sepanjang 37 kilometer. Pekerjaannya ada kalanya di tengah (tengah jalan tol Jakarta-Cikampek existing), ada juga yang di pinggir,” tandas Desi Arryani.

Desi juga menegaskan, pengerjaan proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) selama ini dilakukan pada jam tidur, yakni saat tengah malam antara pukul 22.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB pagi, demi menghindar gangguan dan macet yang lebih parah di ruas tol Jakarta-Cikampek existing saat orang berangkat dan pulang beraktivitas.

Baca Juga:  Kasus Pembunuhan di Pagerageung Tasikmalaya Ternyata Gara-gara Harta Gono-gini

Budi Karya Sumadi menambahkan, pihaknya meminta kepada Jasa Marga agar segera menyerahkan proposal usulan skema pengerjaan proyek ruas jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated), perkembangan terakhir proyek tersebut ,sekaligus solusinya untuk mengatasi kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek.

“Jasa Marga yang sekarang ini waktunya ketat sekali. Saya minta Jasa Marga besok rapat dengan saya. Saya ingin tahu detail apa yang dilakukan, apakah itu termasuk prioritas yang dikerjakan, atau waktunya bisa lain. Pengerjaan proyek ini jadi kritis karena mengganggu aktivitas masyarakat, waktu tempuh jadi lama. Kalau waktu tempuh jadi dua kali lipat, itu kan kritis,” tegas Budi Karya Sumadi. [jar]

Jabarnews | Berita Jawa Barat