Lili mengaku kondisi cuaca yang panas, membuat ayam petelur miliknya banyak yang sakit dan mengalami kematian massal dalam sebulan terakhir.
Kondisi ini, lanjut Lili, diperparah dengan kenaikan tepung konsentrat dan jagung, yang menjadi bahan utama untuk pakan ayam.
“untuk menekan kerugian, saya memutuskan menjual puluhan ayam petelur yang tersisa di kandang sebagai ayam afkiran. Pasalnya, jika terus di pertahankan, seluruh ayam dipastikan akan mati akibat cuaca panas,” Ucapnya.
Imbas kematian massal ini, Kata Lili, dirinya merugi hingga Rp.300 juta rupiah.
“Saya kebingungan untuk mengatasi agar ayam mereka tidak mati akibat suhu yang begitu panas. Sementara ayam yang mati dikubur untuk menghindari timbulnya penyakit ayam baik kepada ayam yang hidup atau manusia,” ungkap Lili.