Soal Rencana Konversi Angkot Jadi Mikrobus di Bandung, Sopir Akan Terima Gaji Segini

Angkot Bandung (1)
Angkot di Kota Bandung sedang menunggu penumpang. (foto: istimewa)

Santi menegaskan program konverso angkot menjadi microbus ini dianggap sebagai langkah awal untuk menjadi feeder BRT, sehingga pengguna transportasi umum dapat dengan mudah mengakses jaringan transportasi yang lebih luas.

Saat ini, lanjut Santi, pihak berwenang sedang menjalin koordinasi yang intens dengan sopir angkot untuk menghindari penolakan dari mereka.

Sebelumnya, layanan transportasi Trans Metro Pasundan (TMP) pernah ditolak oleh sopir angkot. Beberapa sopir bahkan menagih uang kepada pengguna TMP.

Untuk menghindari penolakan, pihak berwenang berusaha menjalin kerja sama dengan sopir angkot yang akan menjadi pengemudi mikrobus.

Baca Juga:  Kota Bandung Alami Kelangkaan Beras Premium, Begini Kelurahan Pedagang

Pihak berwenang juga berencana untuk mengintegrasikan BRT di wilayah Bandung Raya dengan kereta cepat Jakarta-Bandung, atau Whoosh. Rute uji coba BRT akan melibatkan perjalanan dari Stasiun Bandung ke Tegalluar. Hal ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perubahan signifikan dalam transportasi umum di Bandung.

Kepala Dishub Jabar, Koswara menjelaskan bahwa operasional BRT di Bandung Raya akan disesuaikan dengan kondisi jalan dan pola lalu lintas di Bandung, sehingga berbeda dengan Jakarta.

Baca Juga:  Aduh, Satu Kasus Covid-19 Varian XBB Muncul di Kota Bandung

Rencana konversi angkot menjadi mikrobus merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi di berbagai titik di Kota Bandung.

“Nanti bapak ibu akan segera melihat bus listrik berlalu lalang di Kota Bandung, itu tahapan uji coba. Jadi di tahun 2024 ada rute baru, St Hall ke Tegalluar yang harus dikoneksikan dengan KCJB,” tandasnya.

Baca Juga:  Setelah Kawasan Dalam Kaum, Pemkot Bandung Sasar PKL Gasibu dan Monju

Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan kendaraan di kota ini telah melampaui 10 persen, sementara pertumbuhan infrastruktur penunjang perhubungan, seperti jalan, bergerak dengan lebih lambat.

Tindakan ini sejalan dengan upaya perbaikan dan pembangunan infrastruktur Kota Bandung yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Diharapkan, konversi angkot menjadi mikrobus akan membawa perubahan positif dalam transportasi umum di Kota Bandung. (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News