Acu menjelaskan, dinas perdagangan dan industri memiliki kontribusi hampir 45 persen untuk pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.
Selain itu, didukung juga dengan hasil data mengenai ketimpangan pendapatan di Kota Bandung yang dihitung dari pengeluaran.
“Ternyata di masa pandemi awal 2020 ketimpangan pendapat ini justru turun. Pola konsumsi masyarakat menengah atas dengan masyarakat menengah bawah itu tidak jauh berbeda,” katanya.
“76 persen tenaga kerja di Kota Bandung itu terbiasa untuk mengelola perdagangan. Jika kita tidak optimalkan sektor perdagangan dan industri, bisa terjadi ledakan pengangguran di Bandung,” papar Acu.
Terlebih, kata Acu, Bandung merupakan kota terbesar kedua yang memberikan kontribusinya di Jawa Barat. Sehingga, jika Kota Bandung ini ‘melempem’, dampaknya bisa meluas sampai ke Provinsi Jawa Barat bahkan skala nasional.
“Jawa Barat itu satu per lima ekonomi Indonesia. Jadi, bagaimana kita mau bicara tentang pemulihan ekonomi kalau tidak konsisten dari sisi kebijakan,” tegasnya.