“Kalau misalkan kita masuk ke kelompok keagamaan kita rubah pertanyaan-pertanyaannya yang lebih mendekati. Tetapi model permainannya tetap sama seperti itu (Ular Tangga Demokrasi),” jelasnya.
Lebih lanjut, Fauziah menerangkan, permainan Ular Tangga Demokrasi merupakan yang hal ringan dan bisa dijadikan alat untuk sosialisasi kepada masyarakat.
“Jadi sosialisasi itu tidak hanya melulu berbicara masalah pasal, sanksi, aturan. Tetapi, dengan kegiatan yang ringan kemudian juga bisa menggembirakan, ada joks, hukuman, sanksi. Tapi itukan bisa dianggap hal yang Fun,” tuturnya.
“Tapi tetap pada esensinya sosialisasi karena ada pertanyaan-pertanyaan seputar masalah demokrasi, politik, dan Pemilu,” tandasnya.
Sekadar Informasi, Ular Tangga Demokrasi ini merupakan produk dari Bawaslu Jawa Barat. Saat ini, seluruh Bawalu Kabupaten/Kota akan melaunching kegiatan Ular Tangga Demokrasi, seperti di Kota Bandung. (Red)