“Dalam jangka pendek, rencana penerapan tarif adjustment tahun 2022, agar bisa menghemat kompensasi sebesar Rp 7-16 triliun,” ujar Arifin.
Arifin menuturkan, pihaknya juga akan melakukan efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer PLN, serta optimalisasi pembangkit dengan bahan bakar sumber domestik (PLTU dan PLT EBT).
Dia melanjutkan, untuk jangka menengah dan panjang di sektor ketenagalistrikan, strategi yang akan diambil di antaranya pemadanan dan pemilahan data pelanggan penerima manfaat berdasarkan DTKS untuk subsidi langsung. (red)
sumber: Kompas.com