“Dari 74, turun menjadi 68 berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Jadi ada penurunan,” ujarnya.
Dia menyatakan turunnya daerah rawan pangan, merupakan indikasi positif terkait ketahanan pangan di tengah ancaman krisis pangan.
Karenanya, kata dia, Bapanas terus mendorong daerah-daerah rawan pangan mengalami perbaikan dengan dilakukan beberapa upaya untuk merealisasikannya, seperti memastikan pasokan dan harga pangan terjaga dengan gerakan pasar murah.
“Kemudian stok beras pangan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pangan, menuju ketahanan pangan melalui kedaulatan dan kemandirian pangan,” tuturnya.
Sarwo menjelaskan ada sembilan indikator daerah rawan pangan yakni dari sisi ketersediaan yang berkaitan dengan rasio konsumsi dan produksi.