Mengaji di Rumah Reyot, Nenek Renta Ini Luput Bantuan Pemerintah

JABARNEWS | GARUT – Video seorang nenek yang mengaji di rumah reot viral di media sosial beberapa waktu terakhir ini. Berawal dari sebuah kiriman video dari netizen tentang rumah nenek yang tengah asyik mengaji seorang diri di rumah reotnya.

Kondisi rumah yang memprihatinkan tersebut membuat warga sekitar tak berani memperbaiki rumah tersebut karena dikhawatirkan bagian atap yang roboh.

Nenek tersebut bernama Minah (70) yang tinggaldi Kampung Randu Kurung Desa Cibiuk Kidul Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, yang biasanya sepi, mendadak banyak didatangi orang. Mereka yang datang, membawa sejumlah bantuan berupa makanan untuk Minah.

Bantuan tersebut, berdatangan setelah video Minah yang tengah asyik mengaji seorang diri di rumah tuanya yang hampir seluruh bagian atapnya nyaris roboh tersebar di media sosial.

Rumah Minah sendiri, berukuran kurang lebih 6×9 meter tersebut, bagian atapnya bukan lagi bocor, namun sudah bolong tanpa genteng.

Hal ini pula yang membuat sejumlah orang yang menyaksikan video tersebut, tergugah rasa kepedulian sosialnya dan dengan sengaja datang ke rumah Minah untuk memberi bantuan.

Baca Juga:  Ngeri! Motor Adu Banteng, Satu Remaja Tewas Ditempat

Namun Ma Minah tak pernah mengeluh. Ia yakin Allah SWT akan memberikan rezeki kepada makhluknya.

“Ga apa-apa Allah maha kaya,” kata Ma Minah saat ditanya wartawan perihal bantuan dari pemerintah, Minggu (19/4/2020).

Ma Minah tinggal Kampung Randukurung RW 09, Desa Cibiuk Kidul, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ia tak mau meninggalkan rumahnya yang hampir roboh.

Keseharian Ma Minah dihabiskan untuk beribadah seperti membaca Al-Quran, shalawat dan shalat. Warga sekitar mengenal Ma Minah sebagai sosok yang taat beribadah.

Selama hidup sendiri, Minah mengaku tidak memiliki pekerjaan pasti. Bahkan, untuk makan sehari-hari, mengandalkan pemberian dari tetangga. Namun, dirinya tidak pernah mau tinggal di rumah tetangganya meski rumahnya sudah rusak berat.

“Di sini mah, bisa sambil ngaji, sholawatan, di rumah orang perasaan tidak enak, tidak tenang,” katanya.

Minah sendiri, sejak pertama kali menikah dengan Dadang almarhum suaminya sudah menempati rumah tersebut. Namun, sekitar tahun 1980-an, suaminya meninggal dunia. Sejak itulah Minah hidup seorang diri karena tidak memiliki anak dari hasil pernikahannya.

Baca Juga:  Video Ridwan Kamil Ketika Mendengar Anaknya Terseret Arus Sungai Aare Swiss Beredar

“(Suaminya) meninggalnya sekitar usia 40 sampai 50 tahunan, tahun 1980-an,” jelas H Ijang (68), tetangga Minah yang memang sejak dulu mengetahui persis kehidupan pasangan suami istri tersebut.

Menurut H Ijang, semasa hidupnya, almarhum Dadang memiliki gangguan penglihatan hingga tidak bisa melihat secara normal. Karenanya, Dadang tidak memiliki pekerjaan tetap dan sulit mendapat pekerjaan.

Sementara itu, Usep, Kepala Desa Cibiuk Kidul yang ditemui di rumah Minah mengakui, Minah memang tidak mendapat program-program bantuan dari pemerintah baik Kartu Indonesia Sehat, Program Keluarga Harapan (PKH) dan lainnya.

Bahkan, untuk program perbaikan rumah pun tidak juga dapat. Karena, desanya memang tidak pernah dapat program bantuan tersebut dari pemerintah.

“Ada bantuan Rutilahu tahun 2018 untuk 30 rumah, tapi dari program aspirasi, jadi (Minah) tidak dapat,” katanya.

Tetangga Ma Minah, Siti Djubaedah dan merupakan Ketua RW 09 Kampung randu Kurung Desa Cibiuk Kaler mengakui, sebenarnya sudah cukup banyak warga yang mengajak Mamah Minah demikian dirinya biasa memanggil Minah, tinggal di rumahnya. Namun, Mamah Minah selalu menolak.

Baca Juga:  Warga Harapkan Perbaikan Jembatan Roboh Di Sindangkasih Ciamis

“Paling kalau sudah hujan deras dan angin, saya ajak ke rumah saya mau, setelah hujan reda Mamah Minah pulang lagi,” jelas Siti yang rumahnya berada di samping rumah Minah.

Siti mengaku, dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin mengajukan program perbaikan rumah kepada pemerintah desa, termasuk program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Namun, entah mengapa tidak pernah berhasil.

“Program PKH tidak dapat, padahal menurut saya layak, BPJS tidak punya jadi kalau berobat bayar sendiri, kalau ada yang ngasih uang, biasanya buat berobat,” katanya.

Siti memastikan, jika hanya untuk kepentingan makan sehari-hari saja, para tetangga cukup memperhatikan dan selalu memenuhinya. Namun, untuk bisa membantu membangun kembali rumah Mamah Minah, memang kebanyakan kesulitan.

Berdasarkan informasi dihimpun, kondisi Ma Minah yang sudah tua tentunya rentan terhadap gangguan kesehatan. Selain tak mendapat bantuan dari pemerintah, Ma Minah pernah di ajukan ke Baznas Garut untuk mendapatkan bantuan tapi ditolak dengan alasan sedang fokus hadapi Covid-19. (Red)