Dalam rapat tersebut, Menkes juga menyampaikan di negara-negara yang sudah mengalami puncak kasus, teramati bahwa angka rawat di rumah sakit untuk penderita COVID-19 dengan varian Omicron berkisar 30-40 persen dari angka rawat inap yang disebabkan varian Delta.
Walaupun kenaikan kasusnya lebih cepat dan tinggi, kata dia, jumlah kasus akan lebih banyak dan penularan lebih cepat, tapi angka rawat inap di rumah sakit untuk penderita COVID-19 dengan varian Omicron lebih rendah dibanding dengan yang disebabkan varian Delta.
“Sehingga minta tolong dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh rakyat bahwa nanti kalau ada kenaikan jumlah kasus yang cepat dan banyak tidak usah panik, kita terus waspada kita monitor ketat hospitalisasinya, artinya yang masuk rumah sakitnya seperti apa,” katanya.
Sampai saat ini, kata dia, sudah lebih dari 500 orang yang terkena Omicron yang dirawat di rumah sakit, dan yang pulang sudah mencapai tiga ratusan orang.
Sementara, yang butuh oksigen hanya tiga orang, mereka masuk dalam kategori ringan sehingga tidak sampai membutuhkan pemasangan ventilator.