Mentan Syahrul Sebut Penanaman Kopi di Jabar Berkembang Pesat

Mentan Syahrul saat meninjau nurseri bibit kopi di Desa Cikandang Kecamatan Cikajang, Garut, Minggu (28/8/2022). (Foto: Kementan RI).

Dia pun mengingatkan perlunya inovasi bibit kopi untuk dapat dikembangkan di berbagai daerah untuk meningkatkan produktivitas. Tujuannya agar Indonesia yang saat ini menduduki posisi ketiga produksi kopi dapat dengan cepat menduduki posisi pertama di dunia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah menambahkan saat ini produksi kopi nasional mencapai 774,70 ribu ton yang terdiri dari produksi kopi Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 769 ribu ton atau 99,33 persen dan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) sebesar 5,67 ribu ton atau 0,67 persen.

Baca Juga:  Garut Miliki Ikon Baru di Pantai Sayang Heulang, Ridwan Kamil Langsung Bergaya Bak Malaikat

“Produksi kopi yang dihasilkan sebagian besar diekspor dengan volume ekspor tahun 2021 sebesar 382,93 ribu ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp12,35 triliun atau penghasil devisa sektor perkebunan terbesar kelima setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa,” katanya.

Baca Juga:  Warga yang Rumahnya Rusak Akibat Longsor di Bungbulang Garut akan dapat Bantuan Rp50 Juta

Andi menjelaskan perolehan devisa yang ada saat ini belum mencerminkan kontribusi nilai optimal, mengingat sebanyak 98,01 persen kopi yang diekspor masih dalam bentuk produk primer atau biji kopi. Kualitas ekspor didominasi 70 persen bermutu sedang sampai rendah atau grade IV – VI.

Baca Juga:  Dana BOS Madrasah Swasta Senilai Rp4 Triliun Segera Cair, Kemenag Terapkan Kebijakan Baru

Kendati demikan, Kementan sejak tahun 2020 mulai menggencarkan kegiatan BUN500 yakni penyediaan benih unggul bermutu tanaman perkebunan 500 juta batang. (Red)