Pantai Santolo Kotor, Ini Pemicunya

JABARNEWS | GARUT – Pantai Santolo berada di ujung Garut Selatan, Provinsi Jawa Barat. Biasanya rombongan touring selalu mendatangi pantai berpasir putih itu dengan rute cukup menegangkan, yakni jalan berkelok dari Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Pesona pantai Santolo memang indah, cukup membuat kita bersyukur bisa menikmati buatan Sang Khaliq. Namun sayang penataan dan pengeloan Pantai Santolo masih kurang nyaman untuk dinikmati berlama-lama. Pasalnya, penginapan disana kurang nyaman kendati murah, penataan pasar dan rumah makan pun terasa biasa padahal soal rasa masakan bisa diacungi jempol.

Sepanjang pantai pun banyak berserakan sampah. Rupanya tak ada tempat sampah membuat pengunjung seenaknya membuang sampah sembarang. Sehingga sampah plastik, kertas, dus ataupun kaleng minuman jika ombak sedang pasang tertarik ke lautan. Tak heran jika ada kabar di perut ikan terdapat plastik ataupun kaleng bekas makanan.

Baca Juga:  Bank bjb Bekali 150 Pelaku UMKM, Strategi Hadapi Persaingan

Salah seorang pengunjung asal Bandung, Fitrie Astri (23), menyanyangkan kondisi itu. Menurutnya, ia penasaran ke Santolo karena di YouTube beredar video indahnya pantai itu.

“Saya sengaja ke sini. Rekomendasi dari YouTube pantainya indah banget dan pokoknya buat saya pengen ke sini, eh gak taunya begini kotor, jadi nanya yang di YouTube yang sebelah mana ya,” jelas Fitrie, saat berkunjung ke pantai tersebut, Minggu (15/7/2018).

Baca Juga:  Pesan Kemerdekaan Dari Bukit Century

Masih kata Fitri, jika ada petugas yang ulet mengingatkan dan banyak tempat sampah, dipastikan pengunjung enggan buang sampah sembarangan.

Begitupun dikatakan Dadi (47), pengunjung asal Bekasi. Ia mengaku sedikit kecewa setelah lelah perjalanan karena mengambil jalan Pangalengan yang berkelok dan kurang penerangan, begitu sampai Santolo kurang puas menikmatinya.

“Biasanya lelah kita di perjalanan bakal terbayar sama suasana alam kan. Tapi ke sini malah kurang puas, apalagi ombak lagi besar-besarnya. Jadi kita gak bisa lama-lama di sini,” tutur Dadi.

Baca Juga:  HUT Ke-43, Indocement Ajarkan Masyarakat Kreatif

Kendati demikian Dadi bersama keluarganya meminta satu hal tetap dipertahankan. Yakni harga para pedagang makanan, aksesoris ataupun pakaian agar tetap murah seperti saat ini, walaupun nanti pengelolaannya lebih baik dan modern.

Sementara itu menurut warga setempat, kotornya pantai sebenarnya akibat pengunjung sendiri yang membuang sampah sembarangan. Sedang petugas kebersihan memang tidak ada, namun nelayan dan para pedagang serta para pemulung yang terkadang membersihkannya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat